Nama Kelompok: 1. Amaliah Nurrohmah ( ) 2. Agung Pangestu ( ) 3. Aditya Sahrul Gunawan ( ) 4. Muhammad Riefqi Mubarok ( )

Konseling gestalt adalah suatu pendekataneksitensial yang menenekankan kesadaran diri dan sekarang.

1. Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif suatu keseluruhan. 2. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran,perasaan,dan tingkah lakunya. 3. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi dan mempunyai dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas kebutuhan pribadi. 4. Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia. 5. Dalam pendekatan ini,kecemasan dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terpaku pada masa depan. 6. Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak terselesaikan.

Individu bermasalah artinya individu tersebut terganggu atau tidak terjadi keseimbangan antara apa yang harus (sef-image).Sehingga menghalangi individu untuk memenuhi kebutuhan,tumbuh,berkembang,dan beraktualisasi.

1. Ketidakmampuan individu tersebut dalam mengintegrasikan pikiran,perasaan,dan tingkah laku. 2. Terjadinya pertentangan kekuatan,TOP DOG dan UNDER DOG. 3. Mengalami kesenjangan antara masa sekarang dan masa yang akan datang. 4. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi. 5. Terjadi pertentang antara keberadaan sosial & biologis.

1. Kepribadia individu yang kaku. 2. Tidak mau bertanggung jawab,ingin tetap bergantung. 3. Menolak hubungan dengan lingkungan disekitar. 4. Menolak dengan kebutuhan sendiri. 5. Melihat diri sendiri dalam kontinum hitam putih.

TUJUAN PENDEKATAN KONSELING GESTALT Tujuan Umum Tujuan Khusus

1. Memfokuskan pada perasaan klien,kesadaran pada saat sedang berlangsungnya proses konseling serta hambatan terhadap kesadaran klien. 2. Tugas terapis adalah menantang klien sehingga mereka mau memanfaatkan indera mereka sepenuhnya dan berhungan dengan pesan-pesan tubuh mereka. 3. Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien,sebagai petunjuk non verbal. 4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk menolong mereka menjadi sadar akan akibat dari bahasa mereka.

Deskripsi fase-fase proses konseling. Fase Pertama Fase Ketiga Fase Kedua Fase Keempat

1. Konselor terlibat dalam mendengarkan pengalaman klien. 2. Kehadiran,konselor hadir dihadapan klien dengan penuh terbuka mengekpresikan pengamatan,perasaan,pikiran,dan pengalaman pribadinya. 3. Komitmen dan penghayatan dialog.