KERAGAAN CETAK SAWAH KAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perluasan Areal Pertanian (Sawah) Pemenuhan Kebutuhan Pangan (Beras) Masyarakat Kabupaten Bulungan khususnya dan Prop. Kaltara Potensi Lahan yang Cukup Besar dan Potensial utamanya pada kawasan Food Estate Peluang Pasar akan Beras Yang Semakin Tinggi Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Ketahanan Pangan Nasional
Kebutuhan Beras Kabupaten Bulungan :
Kebutuhan Beras Prop.Kaltara
Keragaan Kondisi Provitas Padi Kabupaten Bulungan Secara rilis luas panen padi pada tahun 2014 sebesar hektar yang terdiri dari hektar padi sawah dan hektar padi ladang. Angka ini mengalami penurunan sebesar 15,93 persen dibandingkan tahun Penurunan luas panen ini diikuti pula oleh penurunan jumlah produksi padi. Pada tahun 2014 poduksi padi mengalami penurunan dari ton pada tahun 2013 menjadi ton pada tahun 2014.
REALISASI CETAK SAWAH 2016 : / x 100 % = %
RENCANA Awal CPCL CETAK SAWAH :
RENCANA CPCL CETAK SAWAH (FIX) :
Permasalahan 2. Pemanfaatan Lahan Sawah belum maksimal dilakukan Kondisi saat iniLuas Lahan (Ha) Luas cetak dan optimasi lahan ,25 = 5013,25 Tanam3472,50 Tidak tanam1540,75 - Alih profesi704,75 - Kering/kendala irigasi396 - Tanam lainnya156 - Lainnya284
Pemanfaatan lahan di tanjung buka NoSatuan Pemukiman Luas Lahan (Ha) Jumlah KKPotensi Luas Tanam Luar Daerah lokalJumlahIP100IP200IP300 1UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP 5a UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP UPT. Tanjung Buka SP Tanjung Buka/Selangketo Jumlah Jumlah petani TanamTidak tanam
Permasalahan 3. Produktivitas masih sangat rendah Provitas Bulungan: 3,5 ton/Ha Provitas pulau jawa: 7,0 ton/Ha Provitas nasional: 5,4 ton/Ha
KENDALA DAN UPAYA MENGATASI KENDALA
Surat Keputusan Bupati Bulungan No 490/K-VI/520/2011 tentang Penetapan Kawasan Food Estate Bulungan seluas ha. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KABUPATEN BULUNGAN DELTA KAYAN FOOD ESTATE PETA KAWASAN DeKaFE
LUAS LAHAN POTENSIAL DAN FUNGSIONAL SAWAH KABUPATEN BULUNGAN (Ha) IP = Indeks Pertanaman
Faktor pendukung : Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulungan selama kurun waktu tahun 2000 hingga tahun 2013 sebesar 4,52 persen. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Bulungan selama kurun waktu memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat, yaitu dari ,11 juta rupiah per orang per tahun pada tahun 2009 menjadi ,11 juta rupiah per orang pada tahun Hasil penghitungan PDRB Kabupaten Bulungan, terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Bulungan pada tahun 2013 sangat didominasi oleh sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam, terutama dari sektor pertambangan dan pertanian. Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi (PDRB) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2013 adalah sebesar 3.230,576 milyar rupiah. Dari total PDRB Bulungan tersebut, sekitar 33,72 persennya berasal dari nilai tambah sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor ekonomi berikutnya yang memberikan kontribusi perekonomian Bulungan adalah sektor Pertanian (26,84 persen); sektor jasa (19,43 persen); sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (13,34 persen); Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi di bawah 5 persen
8/29/ TITIK TITIK KRITIS FLASH BACK PELAKSANAAN CETAK SAWAH 2016
Persiapan/Perencanaan 1. Penetapan CP/CL awal kadang dari segi kesesuain lahan dan petani pengarapnya tidak tepat sehingga sering lokasi CS statusnya menjadi tidak CnC terpaksa harus direlokasi. 2. SID yang dibuat konsultan terkadang belum terlalu akurat sehingga menyulitkan pelaksanaan konstruksi CS akibatnya harus dilakukan Redesain (Desain Ulang) 3. Tim Perencana kurang berfungsi optimal dan anggota Tim terkendala pada kurangnya pengetahuan tentang pengukuran dan pemetaan 8/29/201824
Persiapan/Perencanaan 4. Penyusunan dokumen RAB tidak akurat = kurang sesuai dengan kondisi / kebutuhan riil di lapangan 5. Jadwal pelaksanaan tidak dijadikan sebagai acuan pelaksanaan 6. Pihak pelaksana sering belum membuat “shop drawing” 7. Dokumen lingkungan (UKL/UPL dan izin lingkungan) terlambat diterbitkan dan agak kompleks. 8. Dokumen Perencanaan perlu diadministrasikan secara tertib dalam sebuah data base. 9. Template dokumen perencanaan belum disesuaikan dengan kondisi masing masing lokasi. 8/29/201825
PELAKSANAAN 1. Organisasi pelaksana di lapangan kurang memadai 2. Masih ada persepsi bahwa Pelaksana Swakelola dipandang sebagai kontraktor. 3. Kekurangan alat berat yang ada di beberapa daerah dan operator alat berat kurang berpengalaman 4. Medan dan vegetasi yang berat (gambut dalam berhutan lebat) sehingga kinerja alat berat menjadi rendah. 5. Infrastruktur ke lokasi Cetak Sawah sangat buruk 6. Sawah yang dinyatakan selesai dicetak belum memenuhi kriteria yang ditetapkan dan luasannya belum diverifikasi oleh PPHP yang dituangkan dalam Berita Acara. 8/29/201826
Pengawasan/Pemeriksaan Hasil Tim Pengawas yang dibentuk belum optimal.. Flow pelaporan progres lapangan (Lapjusik) dan segala permasalahan yang dihadapi oleh Tim Pengawas perlu adanya kesepakatan waktu pelaporan. Masih terbatasnya penguasaan Timwas terhadap istrumen pengukuran seperti GPS, Drone dsb 8/29/201827
Pemanfaatan Sawah yang selesai dicetak secara bertahap tidak ditindaklanjuti dengan serah terima ke petani secara bertahap pula, akibatnya tumbuh gulma/rumput liar. Sawah yang selesai dicetak tidak segera ditindaklanjuti dengan penanaman karena berbagai penyebab 8/29/201828
Dokumentasi Pelaksanaan CS 2016
Sawah di Lokasi SP 1 Tanjung Buka
Tanaman Kedelai di Lokasi SP 2 Tanjung Buka
Tanaman Jagung di Lokasi SP 2 Tanjung Buka
DEMPLOT PADI PT. SANG HYANG SERI SELUAS 10 Ha
TERIMA KASIH