BERTOLAK BERSAMA MENUJU GEREJA YANG BERIMAN DAN MANDIRI KATEKESE JELANG PENTAHBISAN USKUP MAUMERE, MGR. EDWALDUS SEDU

MENGAPA KITA BERKATEKESE? MOMEN TAHBISAN SEBAGAI “PERISTIWA IMAN” DUKUNGAN KEPADA KARYA PASTORAL GEREJA PERSIAPAN JELANG TAHBISAN: DOA & KATEKESE, DI SAMPING PERSIAPAN “FISIK” LAINNYA PERSIAPAN PASCA TAHBISAN: BERSAMA MENGGGAPI VISI DAN MISI KEUSKUPAN

2 SUB TEMA SUB TEMA I : “SIAPA ITU USKUP” SUB TEMA II : “APA BENTUK DUKUNGANMU?”

“SIAPAKAH USKUP?” SUPAYA UMAT DAPAT MENGETAHUI DAN MEMAHAMI SIAPA ITU USKUP SERTA TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM KEUSKUPAN SUPAYA UMAT MENYADARI BAHWA PERISTIWA PENTAHBISAN USKUP MERUPAKAN PERISTIWA IMAN YANG PATUT DISYUKURI DAN DIRAYAKAN

USKUP ADALAH… KATA “USKUP” BERASAL DARI KATA YUNANI EPISKOPOS YANG BERARTI “PENILIK” ATAU “PENGAWAS” (KIS. 20:28). USKUP MEMILIKI MARTABAT YANG TINGGI YAKNI SEBAGAI PENGGANTI PARA RASUL YANG BERTINDAK SEBAGAI GEMBALA GEREJA SETEMPAT (LG. 20). 3 TAHBISAN DALAM GEREJA: DIAKON, IMAM, USKUP DALAM GEREJA KATOLIK USKUP MEMILIKI JABATAN TERTINGGI, YANG DIPEROLEH BERDASARKAN TAHBISAN USKUP YANG DITERIMANYA.

APA ITU TUGAS USKUP? TUGAS MENGAJAR ISI AJARAN : INJIL KRISTUS & KEBENARAN KEBENARAN YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA PENGHORMATAN TERHADAP MANUSIA DAN SEGALA ASPEK HIDUPNYA: JIWA-BADAN, RELASI, PENDIDIKAN, EKONOMI, DLL KEPADA SIAPA? KEPADA ORANG BERIMAN KEPADA ORANG YANG BELUM MENGENAL KRISTUS CARA? KOTBAH, KATEKETESE, PELAJARAN AGAMA, MEDIA CETAK, KOMUNIKASI SOSIAL

TUGAS MENGUDUSKAN ARTINYA: UNTUK MELAYANI HA-LHAL YANG MENYANGKUT BAKTI KEPADA ALLAH, UNTUK MENYAJIKAN PERSEMBAHAN DAN KORBAN KORBAN BAGI DOSA-DOSA. PENGURUS UTAMA RAHASIA-RAHASIA ALLAH, SEBAGAI PENGATUR, PENDUKUNG DAN PENJAGA SELURUH KEHIDUPAN LITURGIS DALAM GEREJA YANG DIPERCAYAKAN KEPADA MEREKA USKUP TIADA HENTINYA MENGUSAHAKAN, SUPAYA UMAT BERIMAN SEMAKIN MENYELAMI DAN MENGHAYATI MISTERI PASKA MELALUI EKARISTI SUCI, SEHINGGA BERPADU SEERAT MUNGKIN MENJADI SATU TUBUH, DALAM KESATUAN CINTA KASIH KRISTUS “BERTEKUN DALAM DOA DAN PELAYANAN SABDA” MEMAJUKAN KEKUDUSAN PARA IMAMNYA, PARA RELIGIUS MAUPUN KAUM AWAM, MASING-MASING MENURUT PANGGILANNYA YANG KHAS[26], MENGEMBANGKAN PANGGILAN IMAM MAUPUN RELIGIUS, SAMBIL SECARA ISTIMEWA MEMPERHATIKAN PANGGILAN MISIONER.

TUGAS MENGGEMBALAKAN… BERTINDAK SELAKU PELAYAN, SEBAGAI GEMBALA BAIK YANG MENGENAL DOMBA-DOMBA MEREKA DAN DIKENAL OLEH PARA DOMBA; SEBAGAI BAPA SEJATI, YANG UNGGUL KARENA SEMANGAT CINTA KASIH DAN KEPRIHATINAN MEREKA TERHADAP SEMUA ORANG HENDAKNYA PARA USKUP SELALU MERANGKUL PARA IMAM DENGAN KASIH YANG ISTIMEWA, MEMAHAMI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN UMAT, DALAM SITUASI SOSIAL KEHIDUPANNYA, MEMPERSILAHKAN UMAT BERIMAN UNTUK MENJALANKAN PERAN SERTA YANG COCOK BAGI UMAT DALAM PERKARA-PERKARA GEREJA, PENUH PERHATIAN PULA TERHADAP ORANGORANG YANG TIDAK DI BAPTIS, SUPAYA BAGI MEREKA ITU PUN BERCAHAYA LAH CINTA KASIH KRISTUS YESUS

PENGANGKATAN USKUP… MENGINGAT PENTINGNYA TUGAS SEORANG USKUP, MAKA JIKA SEORANG USKUP, ENTAH KARENA SUDAH BERUSIA LANJUT ATAU KARENA ALASAN KESEHATAN DAN HALANGAN BERAT LAINNYA TIDAK MAMPU LAGI MENJALANKAN TUGASNYA DIANJURKAN UNTUK MENYAMPAIKAN PERMOHONAN PENGUNDURAN DIRI (BDK. LG. 21). BATASAN KITAB HUKUM KANONIK DALAM KAN. 401 MENYEBUT BAHWA PADA USIA 75 TAHUN, USKUP DIOSESAN DIMINTA MENYAMPAIKAN PERMOHONAN PENGUNDURAN DIRI KEPADA PAUS. SETELAH PENGUNDURAN DIRI DITERIMA SEORANG USKUP DISEBUT SEBAGAI USKUP EMERITUS DAN TETAP DIBERI JAMINAN SERTA HAK-HAK YANG PANTAS. SETELAH PENGUNDURAN DIRI DAN SEJAUH BELUM DITENTUKAN USKUP BARU YANG AKAN MENGGANTIKAN, KEUSKUPAN MENGALAMI KEKOSONGAN TAHTA ATAU SEDE VACANTE. BEBAS DAN RAHASIA PENGANGKATAN USKUP BARU DITENTUKAN SECARA BEBAS OLEH PAUS. BEBAS DALAM ARTI TANPA MEMBUTUHKAN PERSETUJUAN PIHAK LAIN, TERMASUK PEMERINTAH SIPIL DAN PENGUASA POLITIK. SELAIN ITU SETIAP TIGA TAHUN SEKALI SECARA RAHASIA, PERLU DISUSUN DAFTAR CALON TERTENTU YANG DIRASA TEPAT UNTUK MENJADI USKUP DAN DISAMPAIKAN KEPADA TAHTA APOSTOLIK.

KUALIFIKASI YANG PERLU DIMILIKI CALON USKUP IMAN YANG TEGUH, MORAL YANG BAIK, SALEH, RAJIN DALAM KERASULAN, ARIF, UNGGUL DALAM KEUTAMAAN MANUSIAWI DAN BAKAT-BAKAT LAIN YANG MEMBUATNYA CAKAP (KAN.378 PARAGRAF 1 NO.1); NAMA BAIK (KAN. 378 PARAGRAF 1 NO.2); BERUSIA SEKURANG-KURANGNYA 35 TAHUN (KAN. 378 PARAGRAF 1 NO.3); SUDAH LIMA TAHUN MENJADI IMAM (KAN. 378 PARAGRAF 1 NO.4); MENYANDANG GELAR AKADEMIS DOKTOR. ATAU SEKURANG-KURANGNYA LISENSIAT DALAM KITAB SUCI, ATAU TEOLOGI ATAU HUKUM GEREJA, ATAU SEKURANG-KURANGNYA SUNGGUH AHLI DALAM HAL-HAL ITU; TETAPI KEPUTUSAN TERAKHIR TERLETAK PADA TAKHTA SUCI (KAN. 378 PARAGRAF 2).

TAHBISAN USKUP USKUP TERPILIH AKAN RESMI MENJADI USKUP DENGAN MENERIMA PENTAHBISAN EPISKOPAT DALAM PERAYAAN EKARISTI. SEBELUM TAHBISAN EPISKOPAT DILAKSANAKAN TELAH DIBACAKAN LEBIH DAHULU SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN USKUP DARI PAUS, DI VATIKAN DAN DI KEUSKUPAN YANG BERSANGKUTAN. PEMBACAAN SURAT KEPUTUSAN INI BUKAN SEBAGAI PEMBERIAN STATUS USKUP, TETAPI SEBAGAI PENGUMUMAN RESMI DARI HIERARKI GEREJA DAN SEKALIGUS MEMBERIKAN IZIN KEPADA YANG BERSANGKUTAN UNTUK MENERIMA TAHBISAN EPISKOPAT ATAU TAHBISAN USKUP. TAHBISAN USKUP MERUPAKAN KEPENUHAN SAKRAMEN IMAMAT DAN KESELURUHAN PELAYANAN SUCI, DAN DENGAN ITU JUGA MEMBERIKAN STATUS SEBAGAI “USKUP” SERTA MENJADIKANNYA SAH SEBAGAI PENGGANTI PARA RASUL. TAHBISAN USKUP DILAKSANAKAN DALAM JANGKA WAKTU TIGA BULAN SESUDAH PENERIMAAN SURAT APOSTOLIK DAN SEBELUM MENDUDUKI JABATAN (KHK KAN. 379). TAHBISAN USKUP SEKURANG-KURANGNYA HARUS DIHADIRI OLEH TIGA ORANG USKUP, YAKNI SEORANG USKUP PENAHBIS UTAMA DAN DUA ORANG USKUP PENAHBIS UNTUK MEMBANTU, SESUAI DENGAN DISPENSASI DAN KETENTUAN DARI PAUS SEBAGAI PEMEGANG KUASA TERTINGGI DALAM GEREJA (KHK KAN. 1014). YANG TIDAK KALAH PENTINGNYA ADALAH KARENA EPISKOPAT ITU BERSIFAT KOLEGIAL MAKA SEMUA USKUP YANG HADIR JUGA TURUT MENAHBISKAN USKUP YANG TERPILIH TERSEBUT (KHK KAN. 1014).

LANDASAN BIBLIS: TEKS KITAB SUCI YOH 21, “GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA-KU” YESUS MEMILIH DUA BELAS ORANG MENJADI MURIDNYA UNTUK MENGAMBIL BAGIAN DALAM TUGAS PERUTUSAN-NYA (BDK. MRK 3:13-19; LUK 9:2). DALAM KOLEGIUM KEDUA BELAS ORANG ITU, SIMON PETRUS MENDUDUKI TEMPAT YANG PERTAMA. YESUS MEMPERCAYAKAN KEPADANYA SATU PERUTUSAN YANG KHUSUS: "GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU (YOH 21, 15-17). KRISTUS MEMPERCAYAKAN OTORITAS INI KEPADA GEREJA MELALUI PELAYANAN PARA RASUL DAN SECARA ISTIMEWA MELALUI PETRUS

SUB TEMA II “APA BENTUK DUKUNGANMU BAGI GEREJA? TUJUAN: UMAT MEMAHAMI TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM HIDUP MENGGEREJA UMAT TERDORONG UNTUK TERLIBAT DAN AMBIL BAGIAN DALAM MEMBANGUN GEREJA LOKAL KEUSKUPAN MAUMERE YANG BERIMAN DAN SEJAHTERA

APA ITU GEREJA? GEREJA ADALAH PERSEKUTUAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN KEPADA KRISTUS SEBAGAI PERWUJUDAN KARYA ALLAH YANG KONKRET. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH DIMANA SEMUA ANGGOTA GEREJA DIHARAPKAN TURUT TERLIBAT DI DALAM REKSA PASTORAL GEREJA (BDK. LG, NO. 10 DAN 11). DISINI DITEGASKAN DENGAN JELAS PERAN SERTA UMAT DALAM KARYA PASTORAL GEREJA. UNDANG UNDANG GEREJA (KHK 1983) MENERANGKAN UMAT BERIMAN BERKAT SAKRAMEN PEMBAPTISAN IKUT AMBIL BAGIAN DI DALAM TUGAS KEPEMIMPINAN UMAT BERIMAN (BDK. KAN 204). DENGAN PENEGASAN ITU, HENDAK DIGARISBAWAHI, BAHWA UMAT BERIMAN DARI KODRATNYA (BERKAT SAKRAMEN BAPTIS) TURUT MENJADI PELAKU DALAM KARYA/REKSA PASTORAL GEREJA. SEBAGAI BAGIAN DARI UMAT LOKAL KEUSKUPAN MAUMERE, KITA PUN DIPANGGIL DAN DIUTUS UNTUK MEMBANGUN GEREJA. PERTANYAAN? SEJAK 14 DESEMBER 2005 KEUSKUPAN KITA BERDIRI, SUDAH SEJAUH MANA KITA MELANGKAH?

LIMA BIDANG KETERLIBATAN… PERTAMA, MENGHIDUPKAN PERIBADATAN YANG MENGUDUSKAN (LITURGIA). KEDUA, PERAN SERTA UMAT DALAM MENGEMBANGKAN PEWARTAAN KABAR GEMBIRA (KERYGMA). KETIGA, KETERLIBATAN UMAT UNTUK MENGHADIRKAN DAN MEMBANGUN PERSEKUTUAN (KOINONIA). KEEMPAT, PARTISIPASI UMAT UNTUK MEMAJUKAN KARYA CINTA KASIH/PELAYANAN (DIAKONIA). KELIMA, PERAN SERTA UMAT UNTUK MEMBERI KESAKSIAN SEBAGAI MURID-MURID TUHAN YESUS KRISTUS (MARTYRIA).

LITURGIA LITURGI MEMBANTU KAUM BERIMAN UNTUK PENGHAYATAN IMAN DEMI MENGUNGKAPKAN MISTERI KRISTUS SERTA HAKIKAT ASLI PELAYANAN GEREJA YANG SEJATI MENGAMBIL BAGIAN DALAM PELAYANAN LITURGI GEREJA DEMI RAHMAT DAN BERKAT UNTUK KEHIDUPAN SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG. KEIKUTSERTAAN SEPENUHNYA HARUS BERAWAL DARI KESADARAN MENDALAM DAN KEAKTIFAN YANG SADAR DALAM PERAYAAN-PERAYAAN LITURGI YANG DIRAYAKAN TERSEBUT.

KERYGMA: MEWARTAKAN ISI PEWARTAAN: FIRMAN ALLAH DUA MODEL PEWARTAAN VERBAL: KATEKESE? KESAKSIAN HIDUP 3 KUALITAS PEWARTAAN PERTAMA; PEWARTAAN YANG MEYAKINKAN, KARENA TUGAS MEWARTAKAN ITU BUKAN BERHUBUNGAN DENGAN PERKATAAN MANUSIA MELAINKAN KESAKSIAN TENTANG FIRMAN ALLAH DAN KEHADIRAN ROH YANG BERKESINAMBUNGAN DI SEMUA TEMPAT DAN DALAM SEGALA WAKTU. KEDUA; PEWARTAAN YANG SETIA KEPADA AMANAT YANG DISAMPAIKAN GEREJA YAKNI “YANG SECARA MENDALAM BERSIFAT GEREJAWI”. PEWARTAAN ITU MESTI RENDAH HATI YAKNI BAHWA ORANG-ORANG YANG MEWARTAKAN HANYALAH “SARANA” YANG SEMPURNA DI DALAM TANGAN ALLAH. KETIGA; PENUH HORMAT DAN DIALOGAL YAKNI DENGAN KESADARAN BAHWA ALLAH SUDAH LEBIH DAHULU BERKARYA SEBELUM KEDATANGAN PARA MISIONARIS (PEWARTA). AKHIRNYA PEWARTAAN ITU SEMESTINYA TERINKULTURASI OLEH SIKAP HORMAT YANG ADA LEBIH DAHULU DALAM DIRI PEWARTA TERHADAP KONTEKS BUDAYA DAN AGAMA DI MANA INJIL ITU AKAN DIAJARKAN.[5][5]

DIAKONIA/PELAYANAN SIFAT PELAYANAN GEREJA: SUKA RELA TANPA MENUNTUT TOKOH: YESUS ADALAH SEORANG DIAKONOS DAN DOULOS (HAMBA) (BDK. FILIPI 2:5-7). TINDAKAN BERKUMPUL, MENYATUKAN DIRI DALAM PRINSIP HIDUP BERSAMA YAKNI “SEGALA KEPUNYAAN MEREKA ADALAH KEPUNYAAN BERSAMA. DAN SELALU DARI ANTARA MEREKA YANG MENJUAL HARTA MILIKNYA, LALU DIBAGI-BAGIKANNYA KEPADA SEMUA ORANG SESUAI DENGAN KEPERLUAN MASING-MASING” (BDK. KIS 2:44-45; 4:32-37).

KOINONIA/BERSATU;BERKUMPUL;PAGUYUBAN GEREJA BUKAN SEBAGAI SUATU INSTITUSI DUNIAWI MELAINKAN SEBAGAI SUATU PERSEKUTUAN ATAUPUN PAGUYUBAN UMAT BERIMAN YANG MENERIMA DAN MENERUSKAN CAHAYA KRISTUS YANG DIWUJUDKAN DALAM WARNA DASAR PERBUATAN ATAU AMAL YANG BAIK DAN BERGUNA BAGI SESAMA. GEREJA SEBAGAI SAKRAMEN YAKNI TANDA DAN SARANA PERSATUAN MESRA DENGAN ALLAH DAN DALAM KESATUAN DENGAN SELURUH UMAT MANUSIA DIHANTAR KEPADA SEGALA KEBENARAN, DIPERSATUKAN DALAM PERSEKUTUAN SERTA PELAYANAN, DILENGKAPI DAN DIBIMBING DENGAN ANEKA KARUNIA HIERARKIS DAN KARISMATIS SERTA DISEMARAKKAN DENGAN BUAH-BUAHNYA. DASAR: PERSATUAN TRI TUNGGAL MAHA KUDUS (LG ART 4)”. SELANJUTNYA GEREJA MENDAPAT ARTI DALAM DIRI UMAT BERIMAN KRISTIANI ITU SENDIRI, DI MANA BERKAT SAKRAMEN BAPTIS TELAH MENJADI ANGGOTA TUBUH KRISTUS TERHIMPUN DALAM PERSEKUTUAN ATAU PAGUYUBAN MENJADI SATU UMAT ALLAH. DENGAN CARA MEREKA SENDIRI, MEREKA IKUT MENGEMBAN TRI TUGAS KRISTUS DI DUNIA INI SEBAGAI IMAM, NABI DAN RAJAWI KRISTUS (LG ART 31). OLEH KARENA ITU SETIAP ANGGOTA DITUNTUT UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PERSEKUTUAN ATAU PAGUYUBAN SEBAGAI BAGIAN DARI HIDUPNYA SENDIRI. SEBAB, DENGAN DEMIKIAN GEREJA AKAN TETAP HIDUP, TERPIKAT DAN BERKEMBANG DALAM DUNIA HINGGA KEABADIAN.

MARTYRIA: KESAKSIAN SAKSI: ORANG YANG MELIHAT ATAU MENGETAHUI SUATU KEJADIAN. MENGETAHUI ATAU MENGALAMI SUATU PERISTIWA DAN MAMPU MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR. GEREJA HARUS MEMBERIKAN KESAKSIAN SECARA PROFESIONAL MELALUI KEHADIRAN DALAM FUNGSI SEBAGAI GARAM DAN TERANG DUNIA AGAR MEMANGGIL DAN MEMBAHARUI SEMUA ORANG MASUK KE DALAM SATU KELUARGA UMAT ALLAH. GEREJA HADIR BAGI SEMUA ORANG DAN BANGSA LENGKAP DENGAN TANTANGAN REALITANYA MAKA MELALUI TELADAN HIDUP (KESAKSIAN HIDUP), MAUPUN PEWARTAANNYA, DAN DENGAN SAKRAMEN-SAKRAMEN SERTA DAYA-DAYA RAHMAT SURGAWI, TUHAN MENGHANTARKAN SEMUA ORANG DAN BANGSA KEPADA IMAN, KEBEBASAN DAN DAMAI KRISTUS (BDK. LG ART. 1). HENDAKNYA GEREJA – UMAT BERIMAN, JUGA MEMBERIKAN KESAKSIAN DENGAN MEMBAKTIKAN DIRI SECARA TEPAT DALAM BIDANG-BIDANG KEMASYARAKATAN DAN SECARA ISTIMEWA BAGI PENDIDIKAN ANAK-ANAK DAN KAUM MUDA UNTUK MEMERANGI KEBODOHAN DAN MENCIPTAKAN KONDISI HIDUP YANG LEBIH BAIK.

KONSEP GEREJA SEJAHTERA-MANDIRI PERTAMA, KEMANDIRIAN DI BIDANG IMAN BERTUJUAN AGAR UMAT MENERIMA ALLAH SEPENUHNYA DALAM PENGALAMAN HIDUP MEREKA DAN MEMILIKI IMAN YANG DEWASA. KEDUA, KEMANDIRIAN DI BIDANG PERSONALIA BERTUJUAN AGAR SEMAKIN BANYAK ORANG MEMILIKI KERELAAN UNTUK TERLIBAT DALAM KARYA PELAYANAN KEPADA SESAMA DAN KEPADA ALLAH SESUAI DENGAN PROFESI, TALENTA DAN KEAHLIAN YANG DIMILIKINYA. KETIGA, KEMANDIRIAN DI BIDANG FINANSIAL BERTUJUAN UNTUK MENDUKUNG DAN MEMPERLANCAR PROGRAM-PROGRAM PASTORAL. DENGAN ITU DIHARAPKAN AGAR SETIAP PAROKI, STASI, LINGKUNGAN, DAN KOMUNITAS BASIS MEMILIKI KEMANDIRIAN DI DALAM RUMAH TANGGANYA.

LANDASAN BIBLIS 1 KOR 12:12-21 “BANYAK ANGGOTA, TETAPI SATU TUBUH” RASUL PAULUS MELUKISAKAN RELASI DI ANTARA ANGGOTA GEREJA DENGAN GAMBARAN “TUBUH KRISTUS”. PAULUS BERKATA:“TUBUH ITU SATU DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA BANYAK, DAN SEGALA ANGGOTA ITU, SEKALIPUN BANYAK, MERUPAKAN SATU TUBUH, DEMIKIAN PULA KRISTUS (AY 12).

TERIMA KASIH!