Presentation is loading. Please wait.

Presentation is loading. Please wait.

Modul Menyusun Spesifikasi dan HPS

Similar presentations


Presentation on theme: "Modul Menyusun Spesifikasi dan HPS"— Presentation transcript:

1 Modul Menyusun Spesifikasi dan HPS

2 Keterkaitan antar Modul
Tingkat Menengah

3 Tujuan Pelatihan Tujuan Umum Tujuan Khusus

4 Tujuan Khusus, lanjutan

5 Tujuan Khusus, lanjutan

6 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta akan mampu : Menyusun spesifikasi Melakukan kaji ulang spesifikasi Menyusun Harga Perkiraan Sendiri

7 POKOK BAHASAN Pengertian dan Landasan Hukum Penyusunan Spesifikasi dan Harga Perkiraan Sendiri Menyusun Spesifikasi Total Biaya Kepemilikan Menyusun Harga Perkiraan Sendiri Simulasi Praktek

8 SESI 1 PENGANTAR Pengertian, Manfaat dan Landasan Hukum Penyusunan Spesifikasi dan Harga Perkiraan Sendiri

9 PENGERTIAN Spesifikasi :
karakteristik total barang/jasa yang padanya dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Pengguna Barang/Jasa Harga Perkiraan Sendiri : Seni memperkirakan kemungkinan besarnya biaya atas pengadaan barang/jasa sesuai dengan syarat syarat yang ditentukan dalam dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa, dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan .

10 DISKUSI Apa beda Spesifikasi dengan Mutu Barang
Apa beda Harga dengan Biaya

11 MANFAAT SPESIFIKASI DAN HPS DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
PRINSIP PENGADAAN PENINGKATAN PRODUKSI DALAM NEGERI

12 (KAK,RAB, dan dokumen pendukung)
Pihak yang terkait dalam Penyusunan Spesifikasi dan HPS PA/KPA DIPA/DPA (KAK dan RAB) Dasar Penyusunan: SBU/SBK PERENCANAAN UMUM PENGADAAN Sah jika: ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen DIPA/DPA (KAK,RAB, dan dokumen pendukung) Spek dan HPS PPK PERENCANAAN TEKNIS PENGADAAN Harga pasar setempat Wajar Pada saat itu PELAKSANAAN PEMILIHAN Harga Responsif ULP/PP Penyedia B/J

13 DASAR HUKUM PENYUSUNAN SPESIFIKASI DAN HPS
Bab IV, Pasal 22; Pasal 11, Ayat 1 Pasal 66 Pengguna Anggaran (PA) menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa (KAK dg Spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan dan besarnya total perkiraan biaya termasuk kewajiban pajak PPK Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi(Spesifikasi teknis Barang/Jasa; HPS dan Rancangan Kontrak). PPK menetapkan HPS Barang/Jasa kecuali untuk Kontes/Sayembara ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan nilai total HPS paling lama 28 hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran

14 DASAR HUKUM HPS Jaminan Penawaran diberikan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada saat memasukkan penawaran sebesar 1% hingga 3% dari total HPS Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% sampai dengan 100% dari nilai total HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% dari nilai Kontrak Untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% dari nilai total HPS, besarnya nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% dari nilai total HPS Pasal 68 ; Pasal 70

15 TOTAL BIAYA KEPEMILIKAN
Total Biaya Kepemilikan (total cost of ownership) biaya pemilikan (total cost of acquisition) Biaya untuk memperoleh barang/jasa /initial cost(biaya pembelian, pengiriman, pemasangan, pelatihan penggunaan suatu barang/jasa) dan biaya depresiasi. biaya operasi (operating costs) biaya operasi dan biaya pemeliharaan.

16 PERTIMBANGAN & PENDORONG PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Eksternal Kerjasama dan kemitraan Globalisasi berwawasan lingkungan Pengukuran kemampuan atau kinerja Pengendalian dan pelaksanaan yang terbaik keuntungan strategis Internal Kualitas Ketepatan waktu Biaya Teknologi baru Memperluas basis pasokan Pertukaran perdagangan (counter trade). PERDAGANGAN INTERNASIONAL

17 LEMBAGA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization, WTO) Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commercial, ICC) Komisi PBB untuk Hukum Perdagangan Internasional (United Nations Commission on International Trade Law /UNCITRAL) satu-satunya organisasi internasional yang mempunyai tugas merumuskan hukum perdagangan internasional. yang menyusun dan menerbitkan INCOTERMS mengembangkan penyelarasan dan penyeragaman secara progresif atas hukum perdagangan internasional

18 Aspek aspek yang perlu dipertimbangkan dalam Pengadaan Internasional
Bahasa, yang berlaku umum adalah bahasa Inggis; Alat pembayaran : L/C (letter of credit) atau T/T (Telegraphic Transfer); Komponen Biaya : biaya gudang di negara asal, transportasi lintas negara, biaya gudang di negara tujuan, asuransi, dll; Dokumen seperti Master List, Bill of Lading, dan Packing List hendaknya selaras; Mata uang yang digunakan : dollar untuk porsi asing dan rupiah untuk porsi dalam negeri; Aspek-aspek perpajakan yang terkait dengan kepabeanan (bea masuk, misalnya) maupun yang terkait dengan proyek (tax holiday);

19

20 LATIHAN INCOTERMS JENIS INCOTERMS HARGA BARANG BIAYA ANGKUT
BIAYA BONGKAR MUAT PABEAN ASURANSI

21 Menyusun Spesifikasi

22 Pokok Bahasan Menyusun Spesifikasi Barang/Jasa
Menyusun Spesifikasi Mutu Menyusun Spesifikasi Jumlah Menyusun Spesifikasi Waktu Menyusun Spesifikasi Tingkat Pelayanan Informasi Lain yang Terkait Spesifikasi

23 Spesifikasi Mampu menjawab :
Bagaimana mutu barang/jasa tersebut akan diukur Berapa banyak barang/jasa tersebut akan diperlukan Kapan barang/jasa tersebut diperlukan Dimana barang/Jasa tersebut diperoleh Harga barang/jasa yang efisien

24 Dampak Spesifikasi yang salah
Operasi bisa terhenti Barang yang dibeli mungkin rusak Barang yang dibeli mengandung material yang dilarang Negara (karena tidak dipersyaratkan dalam spesifikasi)

25 Dampak Spesifikasi yang salah
Mesin yang dibeli tidak bekerja sempurna atau tidak sesuai harapan Jumlah barang yang dibeli ternyata berlebih dan berdampak pada peningkatan kebutuhan gudang dan kemungkinan kedaluarsa. Penyedia Barang/Jasa ternyata tidak memberikan jasa pemeliharaan dan /atau pelayanan purna jual

26 Elemen Spesifikasi Mutu Barang/Jasa Jumlah dan Waktu Tingkat Pelayanan
Informasi lain yang diperlukan oleh Penyedia Barang/Jasa

27 Spesifikasi Mutu Barang/Jasa
Spesifikasi fungsi dan kinerja Standar Industri Spesifikasi Komposisi Sampel/Contoh Gambar Merek Spesifikasi Teknis

28 Spesifikasi Fungsi dan Kinerja
Spesifikasi fungsi dan kinerja adalah spesifikasi yang dinyatakan dalam bentuk fungsi atau kinerja dari barang/jasa yang hendak dibeli. Contoh: Lift Mampu mengangkut 15 orang (900 kg) Jumlah stop : 9 stop Door Open : 900 mm Door Height : 2100 mm

29 Kelebihan Spesifikasi fungsi dan kinerja
Penyedia Barang/Jasa dapat menggunakan semua keahlian dan inovasinya untuk memenuhi Spesifikasi fungsi dan kinerja yang dipersyaratkan. Lebih mudah menyusunnya dibanding dengan Spesifikasi Teknik. Resiko tidak mampu memenuhi kinerja yang dipersyaratkan berada pada Penyedia Barang/Jasa Dibanding dengan Spesifikasi Teknis, akan lebih banyak Penyedia Barang/Jasa yang mampu memenuhi persyaratan

30 Kelemahan Spesifikasi fungsi dan kinerja
Jika Penyedia Barang/Jasa menggunakan teknologi yang tidak familiar bagi Pejabat Pengadaan, akan sulit untuk melakukan verifikasi fungsi dan kinerja dari barang yang dihasilkan. Masing masing Penyedia Barang/Jasa mungkin akan memberikan solusi berbeda untuk fungsi dan kinerja barang yang sama. Hal ini akan menyulitkan bagi Bagian Pengadaan untuk membuat pembandingan dan/melakukan evaluasi Penyedia Barang/Jasa

31 Standar Industri SNI (Standar Nasional Indonesia)
JIS (Japanese Industrial Standards)  ASTM (American Society for Testing and Materials) DIN (Deutsches Institut für Normung)/ German Institute for Standardization

32 Spesifikasi Komposisi
Spesifikasi Komposisi adalah spesifikasi yang dinyatakan dalam bentuk komposisi barang/jasa pembentuk barang/jasa yang hendak dibeli. Contoh : Obat untuk meredakan gejala flu Setiap tablet minimal harus mengandung mengandung : • Parasetamol 400 mg • Fenipropanolamin HCl 12,5 mg • Klofeniramin Maleat 1 mg

33 Spesifikasi Komposisi
Menyatakan susunan zat suatu barang dengan karakteristik unsur pembentuknya. Sering digunakan pada peralatan yang memerlukan batasan peraturan lingkungan hidup Sangat dianjurkan disusun oleh ahli yang berkompeten di bidangnya Spesifikasi Komposisi juga harus di tes atau di verifikasi pada saat barang diterima. Tes atau verifikasi harus dilakukan oleh pihak ketiga yang independen

34 Keunggulan Spesifikasi Komposisi
Spesifik dan rinci Spesifikasi Komposisi dapat digunakan untuk landasan untuk melakukan verifikasi

35 Kelemahan Spesifikasi Komposisi
Memerlukan tenaga ahli yang kompeten untuk menyusun-nya Memerlukan alat testing yang spesifik untuk melakukan verifikasi

36 Sampel Sampel adalah spesifikasi yang dinyatakan dalam bentuk contoh barang/jasa yang hendak dibeli. Spesifikasi sampel ini biasanya dipilih bila PPK sulit menjabarkan dalam kata kata Contoh : Corak dan warna kain batik KORPRI

37 Sampel Bila spesifikasi agak sulit dijelaskan
Bila pemeriksaan atas keberterimaan barang sulit dilakukan kecuali dengan sampel Bila merupakan barang baru yang belum ada padanannya di pasar

38 Keunggulan Sampel Memudahkan Penyedia Barang/Jasa untuk memahami kebutuhan dan keinginan Pengguna Barang/Jasa dalam hal spesifikasi sulit dijelaskan dengan kata kata. Memudahkan Pejabar Pengadaan untuk memastikan ketersediaan barang/jasa atau kemampuan Penyedia Barang/Jasa memenuhi kebutuhan dan keinginan Pengguna Barang/Jasa

39 Kelemahan Sampel Pejabat Pengadaan harus mampu memastikan bahwa barang yang dikirimkan oleh Penyedia Barang/Jasa sama dengan Sampel yang diberikan. Perbedaan kecil antara barang yang dikirimkan Penyedia Barang/Jasa dengan sampel mungkin akan sulit diketahui Sering memerlukan alat ukur yang tidak mudah

40 Merek Merek adalah spesifikasi yang dinyatakan dalam bentuk merk barang atau perusahaan tempat jasa tersebut dihasilkan Pendekatan MERK dilarang kecuali PPK dalam posisi tidak ada pilihan atau paten Contoh : Mobil - Kijang Transportasi - Blue Birth

41 Merek Paling sederhana dan paling mudah untuk di komunikasikan ke Penyedia Barang/Jasa Hak Paten atau Pejabat Pengadaan berada dalam posisi tidak ada pilihan lain Tiap merk memiliki persepsi tertentu Harga yang mahal

42 Merek Kelebihan menggunakan merek terkenal :
Komunikasi dengan Penyedia Barang/Jasa menjadi jelas dan tidak multi tafsir, karena merk yang sudah terkenal biasanya sudah diketahui oleh semua Penyedia Barang/Jasa. Barang mudah digunakan dan mudah tersedia di pasaran Mutu barang terjamin

43 Merek Kelemahan menggunakan merek terkenal :
Merek terkenal cenderung mahal Sulit untuk menciptakan kompetisi diantara Penyedia Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa yang menjadi pemilik merek mungkin merubah spesifikasi secara mendasar tetapi tetap dengan merk yang sama

44 Spesifikasi Teknis Meliputi :
Karakteristik fisik (dimensi, kekuatan, dsb) Detil desain dan gambar (bila diperlukan) Toleransi Material yang digunakan Metode produksi/pelaksanaan Persyaratan pemeliharaan Persyaratan operasi

45 Spesifikasi Teknis Sebaiknya digunakan jika:
Pejabat Pengadaan memiliki kemampuan untuk mengadakan desain yang lebih baik dari Penyedia Barang/Jasa Pejabat Pengadaan bermaksud menggunakan desain yang telah disusun calon Pengguna Barang/Jasa atau atau konsultan unit kerjanya Barang atau peralatan yang mau diadakan bersifat kompleks dan tidak umum

46 Keunggulan Spesifikasi Teknis
Menjelaskan secara rinci dan jelas barang yang mau dibeli. Pejabat Pengadaan dapat menggunakan Spesikasi Teknis sebagai landasan untuk melakukan verifikasi atas barang yag dipasok

47 Kelemahan Spesifikasi Teknik
Memerlukan tenaga ahli untuk menyusun spesifikasi teknis yang sempurna Kesalahan penyusunan spesifikasi teknis akan berdampak signifikan Makin rinci dan spesifik spesifikasi teknis yang disusun, dapat berakibat memerlukan barang yang dihasilkan akan menjadi barang pesanan yang spesifik pula. Makin rinci dan spesifik-spesifikasi teknis yang disusun akan makin sedikit Penyedia Barang/Jasa yang mampu. Penyedia Barang/Jasa menjadi tidak memiliki tanggung jawab atas kinerja desain yang telah disusun oleh Pejabat Pengadaan

48 Spesifikasi Jumlah dan Waktu
Tipe Kebutuhan Teknik Peramalan Kebutuhan Jumlah Order Yang Ekonomis Spesifikasi Waktu

49 Spesifikasi Tingkat Pelayanan
Jenis Pelayanan Waktu Pelayanan Mutu Pelayanan

50 Barang Pekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya Jasa Konsultansi
Contoh Spesifikasi Barang Pekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya Jasa Konsultansi

51 Contoh Penyusunan Spesifikasi
Pekerjaan Pengadaan Lift Elemen Spesifikasi Uraian Spesifikasi Spesifikasi Mutu Spesifikasi kinerja: Spesifikasi Fungsi Spesifikasi Industri: Spesifikasi Komposisi Spesifikasi Sampel/Gambar: Spesifikasi Merek /type: Spesifikasi Teknis: Spesifikasi Jumlah dan Waktu Spesifikasi Tingkat Pelayanan Informasi Lainnya

52 Contoh Penyusunan Spesifikasi
Pekerjaan Konstruksi : tolong diisi contoh pekerjaan Elemen Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi Mutu Spesifikasi kinerja: Spesifikasi Fungsi Spesifikasi Industri: Spesifikasi Komposisi Spesifikasi Sampel/Gambar: Spesifikasi Merek /type: Spesifikasi Teknis: Spesifikasi Jumlah dan Waktu Spesifikasi Tingkat Pelayanan Informasi Lainnya

53 Contoh Penyusunan Spesifikasi
Pekerjaan Jasa Lainnya : tolong diisi contoh pekerjaan Elemen Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi Mutu Spesifikasi kinerja: Spesifikasi Fungsi Spesifikasi Industri: Spesifikasi Komposisi Spesifikasi Sampel/Gambar: Spesifikasi Merek /type: Spesifikasi Teknis: Spesifikasi Jumlah dan Waktu Spesifikasi Tingkat Pelayanan Informasi Lainnya

54 Contoh Penyusunan Spesifikasi
Pekerjaan Jasa Konsultansi : tolong diisi contoh pekerjaan Elemen Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi Mutu Spesifikasi kinerja: Spesifikasi Fungsi Spesifikasi Industri: Spesifikasi Komposisi Spesifikasi Sampel/Gambar: Spesifikasi Merek /type: Spesifikasi Teknis: Spesifikasi Jumlah dan Waktu Spesifikasi Tingkat Pelayanan Informasi Lainnya

55 BAB III PERENCANAAN PENGADAAN DENGAN PENYUSUNAN SPESIFIKASI

56 SASARAN Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta akan mampu :
Menyusun prioritas pengadaan barang/jasa berdasarkan The Supply Positioning Model Menetapkan metode dan tipe spesifikasi berdasarkan Sasaran Pengadaan Melakukan Kaji Ulang Spesifikasi

57 POKOK BAHASAN Klasifikasi ABC dan Konsep Pareto
The Supply Positioning Model Implikasi Sasaran Pasokan pada Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi Kaji Ulang Spesifikasi melalui Daftar Periksa

58 THE SUPPLY POSITIONING MODEL
PRIORITAS THE SUPPLY POSITIONING MODEL

59 PRIORITAS PENYUSUNAN SPESIFIKASI
Alasan melakukan prioritas : Jumlah spesifikasi yang harus disusun terlalu banyak Waktu penyusunan spesifikasi terbatas Kemampuan dan/atau jumlah penyusun spesifikasi terbatas Contoh yang tersedia terbatas dan/atau tidak memadai

60 PRIORITAS PENYUSUNAN SPESIFIKASI
Mendapatkan prioritas bila: Merupakan spesifikasi baru Spesifikasi tersebut sudah lama tidak di review lagi Spesifikasi dari barang/jasa yang teknologinya berubah sangat cepat Spesifikasi dari barang yang nilainya tinggi Spesifikasi yang berdampak tinggi bagi organisasi

61 LANDASAN PRIORITAS Nilai total (expenditure)
Merupakan nilai total pembelian suatu barang. Digunakan pendekatan klasifikasi ABC dan konsep Pareto Dampak terhadap kinerja (impact) Ditentukan oleh PIP (potential impact on performance) suatu barang/jasa terhadap organisasi pengguna barang/jasa

62 Klasifikasi ABC (Konsep Pareto)
NILAI PENGENDALIAN : A  Ketat B  Sedang C  Longgar A B C JUMLAH ITEM

63 Langkah-langkah Klasifikasi
Kumpulkan data seluruh item (nama, harga, rata-rata penggunaan) Hitung ‘Nilai Penggunaan’ Buat ranking dari nilai penggunaan Buat Nilai Penggunaan Kumulatif Hitung ‘Persentase Nilai Penggunaan Kumulatif’ Klasifikasikan dalam kelas-kelas

64 Contoh Klasifikasi ABC (1)
Data 20 item Pengadaan Barang NO NO. PART PENGGUNAAN HARGA NILAI PER TAHUN PER UNIT PER TAHUN F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F 3 3 3 3 3 3 3 3

65 Contoh Klasifikasi ABC (2)
RANKING NO. PART NILAI KUMULATIF % KLASIFIKASI PER TAHUN 1 F , A 2 F , A 3 F , A 4 F , A 5 F , A 6 F , B 7 F , B 8 F , B 9 F , C 10 F , C 11 F , C 12 F , C 13 F , C 14 F , C 15 F , C 16 F , C 17 F , C 18 F , C 19 F , C 20 F C 4 4 4 4 4 4 4 4

66 Dampak Pengadaan Barang/Jasa terhadap Kinerja Organisasi

67 Sasaran Utama Organisasi dengan Kriteria Evaluasi Tender
Sasaran Pengadaan Kriteria Evaluasi Tender

68 KRITERIA PENGGUNAAN SASARAN PENGADAAN
Pemastian Mutu Barang/Jasa Barang/jasa yang dibeli sering harus diubah atau dirancang ulang Barang/jasa yang dibeli merupakan produk baru atau berdampak pada kinerja Pengguna Barang/Jasa Barang/jasa yang dibeli merupakan desain baru Barang/jasa yang dibeli bersifat kompleks Menurunkan waktu tenggang (Lead Time) dan Tepat Waktu (on Time Delivery) Keterlambatan kedatangan barang/jasa yang dibeli akan berdampak pada kinerja Pengguna Barang/Jasa Pemastian ketersediaan Pasokan Jangka Panjang Barang/jasa yang dibeli terkait dengan barang/jasa lain dan menjadi satu kesatuan sistem yang akan digunakan dalam jangka panjang Barang/jasa yang dibeli merupakan bagian dari barang/jasa yang bersifat kapital Pemastian Dukungan Pemasok Barang/jasa yang dibeli bersifat kompleks dan/ atau baru bagi Pengguna Barang/Jasa Barang/jasa yang dibeli masuk dalam jalur kritis Menurunkan Harga Pembelian Barang/jasa yang dibeli berharga mahal Menurunkan Total Cost of Ownership (Total Biaya Kepemilikan) Biaya operasi dan/ atau biaya pemeliharaan barang/jasa yang dibeli ada kemungkinan jauh lebih tinggi dari pada harga pembelian barang/jasa

69 Sasaran Utama Organisasi dengan Sasaran Pengadaan
Contoh Sasaran Utama Organisasi Kontinuitas operasi unit kerja tidak terganggu. (spare part jarang rusak dan mudah didapat) Sasaran Pengadaan Pasokan yang Inovative ® Pasokan yang tepat waktu (S) Harga kompetitif ® Mutu tinggi (S) Keandalan tinggi (T)

70 Contoh MENETAPKAN DAMPAK BARANG/JASA THD KINERJA
Barang/Jasa yang dibeli :…………………………………………….. Rating PIP Sasaran Pengadaan Tender Evaluation Criteria Part F002 Part F005 Part F003 R Pasokan yang Inovative Ada alternatif produk - S Pasokan yang tepat waktu Tidak lebih dari 1 bulan terlambat Lead time lebih cepat dibanding tahun lalu Harga kompetitif Harga dibawah HPS Mutu tinggi Tingkat Reject <5% T Keandalan tinggi Free Maintenance Rating PIP keseluruhan

71 Klasifikasi ABC dan Rating PIP
PART KLASIFIKASI ABC RATING PIP F 002 A T F 005 R F 003 S

72 THE SUPPLY POSITIONING MODEL
F 002 T F 005 PIP S F 003 R C B A KLASIFIKASI ABC

73 Implikasi Sasaran Pengadaan pada Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi

74 Fokus Utama Target Pengadaan Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi
Implikasi Sasaran Pengadaan pada Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi Fokus Utama Target Pengadaan Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi Memastikan mutu dan inovasi barang/jasa yang dibeli Memastikan bahwa Penyedia Barang/Jasa secara konsisten memenuhi spesifikasi yang tertera dalam kontrak Memastikan bahwa bahwa Barang/Jasa yang diberikan Penyedia Barang/Jasa berkontribusi dalam meningkatkan kinerja Pengguna Barang/Jasa Gunakan Value Analysis/Value Engineering sejak tahap perencanaan Gunakan spesifikasi kinerja untuk memacu kreativitas dan inovasi Penyedia Barang/Jasa Gunakan standar jika diinginkan untuk mengurangi kesalahan Gunakan spesifikasi teknis jika Penyedia Barang/Jasa memiliki pengalaman dan kepakaran/kompetensi yang tinggi Gunakan merk terkenal bila memang diperlukan keandalan barang/jasa Gunakan merk terkenal bila memang diperlukan pembedaan yang jelas atas barang/jasa yang mau dibeli Memastikan Ketersediaan Memastikan ketersediaan pasokan yang kontinu, menurunkan waktu tenggang (lead time), dan mengamankan ketepatan waktu kedatangan barang/jasa yang dibeli Gunakan standar sedemikian sehingga barang/jasa yang dibeli tersedia banyak di pasar

75 Implikasi Sasaran Pasokan pada Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi
Fokus Utama Target Pasokan Metoda Spesifikasi dan Tipe Spesifikasi Memastikan Dukungan Penyedia Barang/Jasa Memastikan Penyedia Barang/Jasa memberikan dukungan teknik Gunakan merk terkenal yang sudah diketahui luas memiliki tingkat pelayanan yang baik Masukkan kebutuhan dukungan teknik kedalam spesifikasi Menurunkan Biaya Pengadaan Menurunkan biaya perolehan dan/ atau total biaya kepemilikan Gunakan Value Analysis/Value Engineering untuk solusi mendapatkan penurunan biaya Gunakan spesifikasi kinerja untuk memacu kreativitas dan inovasi Penyedia Barang/Jasa dalam menurunkan biaya Gunakan standar yang memungkinkan untuk lebih rendah dari desain yang khusus/pesanan Hindari spesifikasi teknik yang menghalangi timbulnya kompetisi antar Penyedia Barang/Jasa Hindari spesifikasi teknik yang menciptakan proses pembuatan barang/jasa menjadi tidak standar Hindari merk terkenal yang sudah diketahui secara umum memang lebih mahal

76 Panduan Kaji Ulang Spesifikasi
ASPEK DESKRIPSI Mutu Spesifikasi barang/jasa harus menyatakan dengan jelas gambar, desain dan/ atau kinerja yang harus dicapai, serta keandalan yang diinginkan Inspeksi dan testing untuk mengendalikan mutu barang/jasa, termasuk didalamnya kebutuhan untuk melakukan kaji ulang atas dokumentasi, khususnya yang berkaitan dengan pengiriman barang/jasa. Jumlah dan Waktu Kedatangan Jumlah yang diperlukan Waktu dan tempat pengiriman barang/jasa, dan segala hambatan/peraturan yang terkait dengan itu Kebutuhan transportasi khusus dan metoda transportasi yang dipersyaratkan Persyaratan kemasan (packaging) Rencana pelaksanaan agar barang/jasa datang tepat waktu di lokasi yang ditetapkan, bersama dengan laporan kemajuan pelaksanaan rencana tersebut Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan yang dipersyaratkan Kebutuhan single point contact atau manager dari Penyedia Barang/Jasa yang didedikasikan untuk melayani Kebutuhan dukungan teknis Kebutuhan pelatihan Kebutuhan dukungan pemeliharaan dan suku cadang yang disediakan Waktu tanggap (respon time) pada saat reparasi Kebutuhan informasi manajemen

77 Panduan Kaji Ulang Spesifikasi
ASPEK DESKRIPSI Target Biaya Maksimum target harga Maksimum harga perolehan Maksimum Total Biaya Kepemilikan Informasi Kontak Nama, jabatan, beserta telepon, facs, dan beserta alamat Penyedia Barang/Jasa yang bisa dihubungi dalam urusan barang/jasa tersebut Latar Belakang dan Ruang Lingkup Informasi umum Pengguna Barang/Jasa, maksud dan tujuan pengadaan barang/jasa Batas batas tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa Bila dikehendaki tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa bisa diperluas meliputi mendapatkan lisensi, pembayaran bea/cukai, mengurus customs clearance Aspek Legal Peraturan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa tersebut Kebijakan Kebijakan dari organisasi tempat Pengguna Barang/Jasa yang harus dipatuhi oleh Penyedia Barang/Jasa

78 BAB IV TOTAL BIAYA KEPEMILIKAN (TBK)

79 SASARAN Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta akan mampu :
Menghitung manfaat suatu barang dengan menggunakan metoda Total Biaya Kepemilikan

80 POKOK BAHASAN Pengertian dan Manfaat TBK
Komponen Total Biaya Kepemilikan Nilai Uang dalam dimensi Waktu Pendekatan NPV dalam Investasi Menghitung Komponen Total Biaya Kepemilikan dengan NPV

81 Pengertian dan Manfaat TBK
Total Biaya Kepemilikan (TBK) adalah total biaya yang harus dikeluarkan selama umur ekonomis suatu barang/jasa Manfaat TBK : PPK mendapatkan informasi lengkap mengenai biaya yang harus dikeluarkan selama umur ekonomis peralatan sehingga keputusan pengadaan barang/jasa lebih berjangka panjang

82 Komponen TBK Biaya Pemilikan (Owning Cost)
Biaya pembelian barang/jasa Biaya untuk depresiasi Biaya untuk pengiriman dan pemasangan Biaya untuk pelatihan penggunaan Biaya asuransi selama proses pengadaan Biaya modal dan pajak Biaya operasi dan Biaya Pemeliharaan

83 Nilai Uang yang akan Datang
Tahun ke-n : Fn = PV(1+i)n Rp Nilai Tahun ke n (F) Tahun ke 0 Tahun ke n

84 Nilai Sekarang dari uang
PV = Fn (1 +i)n Nilai sekarang (PV) Rp Tahun ke 0 Tahun ke n

85 Nilai Sekarang dari Anuitas
(1 +i)n -1 PV = A i(1 +i)n Nilai sekarang (PV) A (Rp) A (Rp) A (Rp) A (Rp) A (Rp) Tahun ke 0 Tahun ke n

86 Pendekatan NPV dalam Investasi
Biaya Pembelian Biaya Depresiasi, Operasi, Pemeliharaan Tahun ke 0 Tahun ke n Nilai Sisa

87 MENYUSUN HPS

88 SASARAN Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta akan mampu :
Menyusun HPS Barang Menyusun HPS Konstruksi Menyusun HPS Konsultan Menyusun HPS Jasa Lainnya

89 POKOK BAHASAN Pendekatan Umum Karakteristik Barang/Jasa
Analisis Pasar Penyedia Metode Perhitungan Perhitungan perpajakan Contoh Perhitungan HPS

90 Pendekatan Umum

91 DEFINISI HPS Seni memperkirakan kemungkinan besarnya biaya atas pengadaan barang/jasa sesuai dengan syarat syarat yang ditentukan dalam kerangka acuan kerja atau dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa, dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan, dan berfungsi sebagai acuan dalam melakukan evaluasi penawaran. HPS disusun paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran

92 KETENTUAN UMUM HPS disusun dan ditetapkan oleh PPK, kecuali untuk kontes/sayembara ULP/pejabat pengadaan mengumumkan nilai total HPS Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia, sedangkan rinciannya bersifat rahasia HPS disusun paling lama 28 hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugian Negara Riwayat HPS harus didokumentasikan Acuan untuk menghitung nilai KD minimal pada Pekerjaan Konstruksi atau Pengadaan Jasa Lainnya

93 KAIDAH PENYUSUNAN HPS Sederhana  Uraian perhitungan mudah dimengerti
 Dapat diuji kewajarannya Murah  Murah dan waktu singkat  Murah dan sumberdaya tersedia Efisien  Dapat dilaksanakan dengan metode kerja yang disepakati  Aman dilaksanakan

94 FUNGSI HPS Alat untuk menilai kewajaran penawaran harga termasuk rinciannya Dasar menghitung nilai jaminan penawaran Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah Dasar untuk menetapkan Harga Satuan Timpang Dasar untuk menetapkan besaran Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% nilai total HPS Dasar untuk menetapkan besaran Jaminan Sanggah Banding PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN MENETAPKAN HPS ULP/PEJABAT PENGADAAN MENGUMUMKAN NILAI TOTAL HPS Harga optimal/ wajar Rp Memperhitungkan semua komponen biaya Perhitungkan keuntungan penyedia + overhead (maks 15%) TIDAK “MARK-UP” PENYEDIA BARANG/ JASA

95 INFORMASI PENTING DALAM PENYUSUNAN HPS
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi : a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS); b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan; c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal; d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;

96 INFORMASI PENTING DALAM PENYUSUNAN HPS
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi : f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate); h. norma indeks; dan/atau i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan HPS telah memperhitungkan PPn dan overhead + Profit yang wajar HPS TIDAK BOLEH memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan PPh penyedia barang/jasa

97 Survey Harga HPS Penyedianya non kecil untuk survei harga (HPS) sebaiknya di distributor, selanjutnya dicari apakah harga distributor sudah termasuk keuntungan, bila belum, dapat ditambahkan keuntungan. Penyedianya usaha kecil dapat dilakukan survey harga di pengecer. Bilamana harga pengecer sudah sudah termasuk keuntungan, maka tidak perlu ditambahkan keuntungan. Berdasar Perpres 54 tahun 2010 dapat diberikan keuntungan dan overhead setinggi-tingginya 15%

98 PENYESUAIAN ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS yang dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah spesifikasi teknis dari pekerjaan/barang yang akan dilaksanakan. Bila hal ini terjadi pada pekerjaan jasa konsultansi, maka perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan (down-grade) kualifikasi tenaga ahlinya (konsultan pendidikan S2 menjadi S1 atau pendidikannya tetap sama namun persyaratan pengalamannya diturunkan. Revisi Petunjuk Operasional /Lembaran Kerja atas kegiatan dimaksud, bila setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.

99 Karakteristik Barang/Jasa
Mohon dijelaskan juga ya Pak..

100 Analisis Pasar Penyedia

101 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Tingkat Persaingan antar Penyedia Barang/Jasa meningkat bila : Para pesaing hampir setara dan memutuskan untuk menguasai pangsa pasar. Pasar tumbuh lambat atau bahkan stagnan, sementara ada satu atau beberapa pesaing berniat untuk tumbuh melalui peningkatan pangsa pasar

102 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Tingkat Persaingan antar Penyedia Barang/Jasa meningkat bila : Fixed Cost sangat tinggi Extra Capacity diperoleh melalui investasi yang cukup besar Sangat sulit membedakan antara barang dan jasa Bila keluar dari pasar sangat sulit atau mahall sekali

103 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Potential Entrants Threat of Entrants COMPETITIVE RIVALRY Bargaining Power Bargaining Power Penyedia Barang/Jasa Buyer Threat of Substitutes Substitutes

104 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Pengaruh Penyedia Barang/Jasa menguat bila : Penyedia Barang/Jasa sedikit sehingga mengurangi kemampuan untuk ganti Penyedia Barang/Jasa Bila sulit ditemukan produk pengganti Harga yang ditawarkan sangat menentukan biaya produksi pembeli Mampu memberikan nilai tambah yang sangat signifikan bagi Pembeli

105 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Pengaruh Pembeli menguat bila : Pembeli sedikit dan terkonsentrasi bidang tertentu Biaya ganti pemasok (switching cost) rendah Barang/jasa yang dibeli umum Pembeli memiliki kemampuan meningkatkan nilai tambah Penyedia Baranng/Jasa Harga barang/jasa tidak punya pengaruh bagi total biaya Pembeli

106 ANALISIS PASAR PENYEDIA BARANG/JASA
Hambatan masuk pasar bagi Penyedia Barang/Jasa : Economic of scale, memerlukan skala produksi yang besaar untuk ekonomis Product differentiation, merk, jasa, atau barang yang spesifik dan sukit ditiru High capital requirement, perlu modal besar Access to distribution channel, perlu memiliki akses ke distribusi barang/jasa tersebut Government policy, kebijakan pemerintah

107 Metode Perhitungan

108 METODE ANALOGY Perkiraan biaya dengan cara membandingkan dengan pengadaan barang/jasa sejenis Metoda Analogi digunakan pada tahap awal (misalnya saat penyusunan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa oleh KPA/PA) dalam hal tidak tersedia informasi biaya yang memadai untuk melakukan analisis biaya yang agak rinci Konsultasikan dengan pakar terkait untuk mendapatkan saran jika terdapat perbedaan yang cukup banyak

109 METODE ANALOGY Kelebihan pendekatan ini : Cocok untuk : Tidak mahal
Pengadaan barang/jasa yang baru pertama kali dilakukan Pengadaan system atau teknologi baru yang sulit dimengerti Waktu yang tersedia untuk melakukan perkiraan biaya sangat mendesak, dan akan dilakukan kajian biaya lagi Kelebihan pendekatan ini : Tidak mahal Mudah dirubah Berbasis pengalaman nyata (actual experience)

110 METODE ANALOGY Kekurangan pendekatan ini : Sangat subyektif
Penuh ketidakpastian Pengadaan barang/jasa yang betul betul mirip sulit ditemukan Pengetahuan akan detail teknis barang/jasa yang akan di analogkan sangat diperlukan

111 METODE ANALOGY Langkah langkah :
Tetapkan aturan dasar perkiraan biaya (ground rules) Tetapkan jenis barang/jasa yang mau diadakan Perkirakan komponen biaya untuk di analog kan Temukan barang/jasa sejenis dan komponen yang setara Hitung/perkirakan biaya berdasarkan perbedaan komponen biaya

112 METODE ANALOGY Contoh :
Pengadaan sistem pembayaran gaji untuk orang dan 100 line rincian. Lembaga lain sudah pernah melakukan untuk 100 line bagi 2000 orang seharga Rp 20 Milyard. Ahli IT di kantor mengatakan bahwa sistem yang akan dibangun 25% lebih rumit dibanding sistem di lembaga tersebut

113 METODE ANALOGY Jawaban :
Perkiraan biaya untuk sistem baru (dari sisi kerumitan) : (125% x Rp 20 Milyard) = Rp 25 Milyard Perkiraan biaya untuk sistem baru (dari sisi jumlah pengguna 5000 orang) : (5000/2000) x Rp 25 Milyard = Rp 62,5 Milyard

114 METODE PARAMETRIK Perkiraan biaya dengan cara melihat hubungan matematis antar dua variable. Menghubungkan independent variable dengan dependent variable Independent variable merupakan faktor faktor yang secara spesifik memiliki hubungan kuat dengan biaya total ( dependent variable ) Biasanya berbentuk kurva atau rumusan matematis (y = ax atau y = ax + b)

115 METODE PARAMETRIK Contoh Dinas Pendidikan akan membangun gedung laboratotium SLTA seluas 20 m2. Harga satuan Bangunan Gedung Negara yang dikeluarkan Pemda Kaupaten A per meter2 adalah Rp 4 Juta. Berapa perkiraan harga untuk pembangunan gedung laboratorium tersebut ?

116 METODE PARAMETRIK Jawaban : Sesuai dengan Petunjuk Teknis Pembangunan Gedung Negara, harga satuan tertinggi rata rata per m2 untuk bangunan laboratorium SLTA adalah1,15 dari standar harga bangunan. Hal ini berarti bahwa harga satuan bangunan laboratorium adalah : y = ax = 1,15 x Rp 4 Juta = Rp 4,6 Juta

117 METODE PARAMETRIK Jawaban : Biaya yang diperlukan untuk pembangunan laoratoriun seluas 20 m2 adalah 20 x Rp 4,6 Juta menjadi Rp 92 Juta Bila terdapat biaya tetap Rp 20 Juta (harga tanah lab misalnya) maka biaya pembangunan laboratorium berikut tanahnya menjadi : y = ax + b = Rp 112 Juta

118 METODE INDEKS HARGA Indeks harga merupakan angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (bulan/tahun) tertentu terhadap harga pada waktu (bulan/tahun) yang digunakan sebagai dasar : Rumus : Indeks saat A Harga saat A = Harga saat B x Indeks saat B

119 METODE INDEKS HARGA Contoh

120 METODE FAKTOR Dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi (faktor) di antara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait. Di sini, biaya komponen tersebut dihitung dengan cara memakai faktor perkalian terhadap harga peralatan utama.

121 METODE FAKTOR Contoh

122 METODE FAKTOR Contoh

123 METODE ANALISA HARGA SATUAN
Dipilih bila volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung Cukup tepat bila komponen biaya total yang hendak dihitung harga satuannya telah diketahui dengan jelas

124 METODE INDEKS HARGA Contoh

125 Perhitungan Perpajakan

126 Contoh MENYUSUN HPS BARANG

127 Prosedur Penyusunan HPS
Mengecek besarnya pagu dana dari DIPA/DPA/PO Mempelajari dokumen pengadaan Mengecek Harga Satuan yang berlaku di pasar Menghitung/ menetapkan harga satuan Menghitung jumlah biaya untuk` setiap mata pembayaran Menjumlahkan semua biaya untuk seluruh mata pembayaran. Menghitung PPN Menentukan Besarnya HPS Catatan: Kalau diperlukan biaya pengiriman, pemasangan dsb dapat dimasukkan. Jika HPS lebih besar dari Pagu Dana, maka dapat dilakukan Perubahan spesifikasi teknis atau Revisi PO/LK.

128 TEKNIS PERHITUNGAN HPS BARANG
Menetapkan harga satuan : data harga satuan atau hanalisa harga satuan berdasarkan harga dasar dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya umum Dihitung jumlah biaya untuk setiap item barang, yaitu jumlah volume barang x harga satuan Dijumlah semua biaya untuk seluruh item barang yang akan diadakan. Dihitung PPN yaitu 10% x jumlah semua biaya untuk seluruh item barang. Total harga pekerjaan HPS/OE ialah jumlah biaya seluruh item barang + PPN 10%

129 PENYESUAIAN (OPTIMASI) ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah spesifikasi teknis dari Barang yang akan dilaksanakan. Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan maupun peningkatan. Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.

130 LATIHAN SOAL Menyusun hps barang

131 MENYUSUN HPS Jasa Lainnya

132 MENYUSUN HPS KONSULTANSI

133 PENYUSUNAN HPS/OE DALAM KONTEKS JENIS KONSULTANSI
Jasa konsultansi yang memiliki standar output. Perhitungan HPS/O’E dapat berdasarkan proporsi (persentase) tertentu dari suatu nilai, seperti perancanangan bangunan gedung, pengawasan pekerjaan konstruksi, dll Jasa konsultansi yang tidak dapat distandarkan (non-standar). Perhitungan HPS/O’E didasarkan pada penggunaan tenaga ahli dalam jangka waktu pelaksanaan kegiatan, termasuk biaya-biaya yang timbul untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

134 Kerangka Acuan Kerja / TOR Rencana Kerja & Syarat (RKS)
APA YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM PENYUSUNAN HPS/O’E JASA KONSULTANSI 1 Terus menerus atau intermitten Jenis, Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Ahli Badan Usaha Perorangan 5 3 Kerangka Acuan Kerja / TOR Rencana Kerja & Syarat (RKS) Fasilitas yg Disediakan PPK Durasi Pekerjaan 4 6 8 7 ICB NCB Jenis dan Jumlah Pelaporan Biaya At Cost / Lumpsum 2

135 Prosedur Penyusunan HPS
Mengecek besarnya pagu dana dari DIPA/PO Mempelajari dokumen pengadaan Menghitung Komponen Biaya (Biaya Langsung Personil/Remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost). Menghitung Harga satuan untuk biaya Tenaga Ahli per-satuan waktu tertentu Menghitung jumlah biaya untuk setiap item pengeluaran Menjumlahkan semua biaya untuk seluruh item pembayaran. Menghitung PPN Menentukan Besarnya HPS Catatan: Biaya langsung non-personil tidak melebihi 40% dari biaya total , KECUALI untuk pekerjaan yang bersifat khusus

136 BBS = Beban Biaya Sosial
Dari juklak tersebut perhitungan biaya langsung personil (BLP) menggunakan formula sebagai berikut : BLP = GD + BBS + BBU + TP + K GD = Gaji Dasar BBS = Beban Biaya Sosial BBU = Beban Biaya Umum TP = Tunj. Penugasan K = Laba

137 SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan (Person Month Rate)
Apabila penugasan konsultan dihitung dalam satuan selain bulan (month), maka konversi maksimum biaya langsung personil per satuan waktu adalah sebagai berikut: SBOM = SBOB : 4,1 SBOH = (SBOB : 22) x 1,1 SBOJ = (SBOH : 8) x 1,3 Dimana : SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan (Person Month Rate) SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu (Person Week Rate) SBOH = Satuan Biaya Orang Hari (Person Day Rate) SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam (Person Hour Rate)

138 Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan Departemen Keuangan No 1203/D.II/03/2000 : SE-38/A/2000 BLP = GD + BBS + BBU + TP + K

139 HARGA PERKIRAAN LAYANAN JASA KONSULTANSI
BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION) BIAYA TENAGA AHLI, ASISTEN TA, TENAGA PENDUKUNG BERDASARKAN KEAHLIAN DAN PENGALAMAN TA GAJI KONTRAK TERAKHIR YANG TELAH DIAUDIT (AUDITED PAY ROLL) TERMASUK (BBS), (BBU), DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM 10% BEBAN BIAYA SOSIAL (BBS) DIBAYARKAN KEPADA TA TETAP (PERMANEN): tunjangan hari libur cuti tahunan cuti sakit tunjangan pengobatan tunjangan transportasi tunjangan pensiun asuransi tenaga kerja tunjangan sosial lainnya BEBAN BIAYA UMUM (BBU) TUNJANGAN HARI LIBUR Biaya manajemen dan administrasi kantor Gaji tenaga adm, juru ketik, pesuruh, pengemudi, dsb Biaya jasa hukum, auditor, dsb Biaya kantor/ruang kerja Biaya listrik, air, telpon, dsb Biaya karena kekosongan kerja Biaya depresiasi Bunga modal Biaya penelitian dan pengembangan Bu lainnya. KEUNTUNGAN (K) keuntungan perusahaan deviden/bonus dana cadangan dan investasi pajak perusahaan TUNJANGAN PEKERJAAN (TP): tunjangan khusus untuk tenaga ahli penugasan tertentu hal-hal lain:

140 Biaya Langsung Non Personil
(direct reimbursable cost), seperti : - biaya pelaporan, - komunikasi, - perjalanan, - biaya sewa kantor dan fasilitas kerja, - biaya pengurusan surat ijin, - biaya sewa kendaraan dll tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus, seperti: pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyelidikan tanah, dan lain-lain

141 SEBAGAI REFERENSI Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan Departemen Keuangan No 604/D.VI/02/1998 : SE-35/A/21/0298

142 Referensi “Billing Rate” saat ini : Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Nomor 29/SD.DPN/I/2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Ketentuan Biaya Langsung Personil (Personner Remuneration) dan Biaya Langsung Non-Personil (Direct Reimbursable Cost)

143 Ketentuan lain dalam penyusunan HPS/O’E pengadaan jasa konsultan:
Biaya langsung non-personel max 40%, kecuali untuk pekerjaan bersifat khusus, seperti: pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyeledikan tanah, dan lain-lain. Untuk biaya personil dihitung berdasarkan satuan waktu menurut tingkat kehadiran: 1 bulan dihitung miniman 22 hari, dan 1 hari minimal 8 jam Apabila pengelola proyek mendapatkan informasi tentang gaji dasar yang telah diaudit, maka perhitungan untuk remunerasinya adalah sebesar max 3,2 kali untuk tenaga ahli tetap, dan max 1,5 kali tenaga ahli tidak tetap Biaya langsung personil konsultan perorangan TIDAK BOLEH dibebankan biaya overhead dan keuntungan

144 Lanjutan… Untuk perkerjaan swakelola oleh pengguna barang/jasa/instansi pemerintah lain/LSM penerima hibah, HPS ditentukan sebagai berikut : Pekerjaan yang dikontrakkan kepada konsultan perorangan, dengan ketentuan tidak boleh melebihi 50% dari tenaga sendiri Tidak mengandung unsur profit kecuali untuk pengadaan bahan dan peralatan HPS disusun sebaiknya menjelang pengadaan agar harga dasarnya tidak terlampau berbeda dengan harga dasar hasil survey yang dilakukan penyedia barang/jasa yang nantinya untuk digunakan dalam perhitungan dokumen usulan biaya

145 Sumber Informasi Pengalaman instansi sendiri dari kontrak jasa konsultansi sejenis Wawancara dengan konsultan Direktori dagang, merupakan publikasi yang mencantumkan daftar konsultan secara sistematis berdasarkan alfabet dan atau klasifikasi barang yang dijual. Biasa diterbitkan oleh swasta atau asosiasi pengusaha dalam satu kali berbentuk buku Jurnal dagang, biasanya menyangkut satu jenis atau golongan komoditi, diterbitkan secara berkala Celly Service (informasi tentang gaji tenaga ahli). Keputusan Pengurus Nasional Ikatan Konsultan Indonesia No. 29/SK.DPN/I/2007 tentang Ketentuan Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil Tenaga Ahli Konsultan….tanggal 25 Januari 2007

146 Sumber (Lanjutan) Halaman kuning (yellow page)
Seleksi Konsultansi sebelumnya Internet, seperti : bhinneka.com, glodok.com, dsb

147 Perbandingan Harga Untuk mendapatkan informasi harga yang wajar/tepat, dilakukan analisa harga dengan cara melakukan perbandingan harga berdasarkan : Hasil kompetisi harga (seleksi konsultan yang tidak arisan) Daftar harga resmi Harga resmi yang dikeluarkan pemerintah atau instansi resmi lainnya. Contoh : SEB Bappenas dan Depkeu, Pemda DKI) Harga katalog/daftar harga pabrik/stocklist/agen. Biasanya harga belum termasuk potongan harga, merupakan harga eceran, dan masih bisa ditawar. Contoh : Daftar Harga Caterpilar, Katalog Shears, McMasters, dll. Harga pasar resmi, seperti harga mobil, dll. Informasi ini juga dapat diperoleh dari majalah khusus yang melaksanakan pencatatan harga transaksi yang terjadi untuk komiditi tsb. Beberapa perusahaan memberikan harga khusus kalau untuk kebutuhan Pemerintah (Contoh: harga dari GSO)

148 Perbandingan (Lanjutan)
Harga pasar (tidak resmi), harga yang terdapat dan terjadi dalam transaksi atau pun penawaran pasar yang tidak resmi, tetapi dapat dicek di pasaran Harga historis, menggunakan harga pembelian atau harga penawaran yang lalu untuk barang yang sama atau serupa Harga estimasi secara independen

149 Bagaimana penentuan harga yang wajar/tepat kalau untuk barang dengan spesifikasi yang relatif sama ternyata berbeda-beda? Pendekatan teori : dicari angka yang merepresentasikan harga-harga (rata-rata, median, modus) Pendekatan psikologis : digunakan harga yang paling murah

150 PENYESUAIAN (OPTIMASI) ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item pekerjaan hasil HPS/OE setempat yang dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah spesifikasi teknis (KAK)dari pekerjaan Jasa Konsultansi yang akan dilaksanakan. Bila hal perubahan terjadi pada tenaga ahli jasa konsultansi, maka perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan (down-grade) kualifikasi tenaga ahlinya (konsultan pendidikan S2 menjadi S1 atau pendidikannya tetap sama namun persyaratan pengalamannya diturunkan. Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia. MASTER

151 Menyusun hps konsultansi
LATIHAN SOAL Menyusun hps konsultansi

152 MENYUSUN HPS KONSTRUKSI

153 Prosedur Penyusunan HPS Untuk Pekerjaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Mengecek besarnya pagu dana dari DIPA/DPA/PO Mempelajari dokumen pengadaan Mengecek Harga satuan dasar untuk bahan, upah dan alat Hitung analisa harga untuk setiap mata pembayaran (pay-item) termasuk keuntungan dan overhead Menghitung/ menetapkan harga satuan Menghitung jumlah biaya untuk setiap mata pembayaran Menjumlahkan semua biaya untuk seluruh mata pembayaran. Menghitung PPN Menentukan Besarnya HPS

154 Contoh Format ANALISA HARGA SATUAN Pekerjaan Konstruksi Jenis Pekerjaan : Satuan : Total Volume :
NO. URAIAN SATUAN KOEFISIEN HARGA SATUAN (Rp). JUMLAH 1. UPAH Pekerja Mandor Hari 2. BAHAN PC Pasir Koral Zak M3 3. PERALATAN Ls Keuntungan & Overhead Total (Jumlah + Keuntungan& overhead)

155 Contoh Format HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Pekerjaan Konstruksi Pekerjaan : Paket : Provinsi :
No. ITEM PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN (Rp). JUMLAH HARGA (Rp). I. Pekerjaan Persiapan Mob. / Demob. dst. II. Pekerjaan Konstruksi Pembuatan….. III. Pekerjaan lain – lain Dokumentasi. Total (A). …………………………….. PPN 10 % (B). Total harga (A) + (B). Terbilang …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………….,tanggal……………………. Pejabat Pembuat Komitmen (……………………………………………)

156 KOEFISIEN BAHAN Pekerjaan Konstruksi
Koefisien Bahan yang dipakai didapatkan secara empiris dari hasil metode pecobaan jumlah bahan – bahan pembentuk untuk satu satuan pekerjaan (percobaan jumlah bahan pembentuk dilakukan di laboratorium). Contoh : Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 pasangan batu kali dengan perekat 1 PC : 4 Ps, dari hasil percobaan didapat : Batu kali 1,2 m3. Semen / PC 3,26 zak. Pasir pasang 0,522 m3.

157 Sehingga koefisien bahan untuk mengerjakan 1 m3 pasangan
batu kali menjadi : 1,2 m3 batu kali. 3,26 zak semen. 0,522 m3 pasir pasang. Demikian seterusnya untuk perhitungan koefisien bahan pekerjaan lainnya didapat dari hasil percobaan – percobaan.

158 KOEFISIEN UPAH / TENAGA KERJA Dalam pekerjaan konstruksi
Koefisien Tenaga sangat bergantung pada produktifitas tenaga kerja yang untuk kelompok di wilayah satu dan lainnya bisa berbeda, sehingga diperlukan data produktifitas pekerja disamping data upah setempat. Contoh : pekerjaan galian tanah bekerja bersama dalam 1 hari dapat menyelesaikan 40 m3 galian tanah Berarti untuk 1 m3 galian tanah diperlukan 0,75 pekerjaan.  30/40 = 0.75 0,025 mandor.  1/40 = 0.025 Contoh-contoh MENGENAI KOEFISIEN BISA DILIHAT DI SNI 30 pekerja 1 mandor

159 PENYESUAIAN (OPTIMASI) ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah spesifikasi tekni dari pekerjaan Pekerjaan Konstruksi yang akan dilaksanakan. Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan maupun peningkatan. Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia. MASTER

160 Menyusun hps konstruksi
LATIHAN SOAL Menyusun hps konstruksi

161 PENUTUP


Download ppt "Modul Menyusun Spesifikasi dan HPS"

Similar presentations


Ads by Google