Download presentation
Presentation is loading. Please wait.
Published bydina rahma Modified over 8 years ago
1
Seminar Kerja Praktik Juni, 2014 Fakultas Sains dan Teknik Jurusan MIPA Universitas Jenderal Soedirman PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS MAGNET BARIUM HEKSAFERIT (BaO.6Fe 2 O 3 ) DENGAN VARIASI WAKTU MILLING DAN SUHU SINTERING DI P2F-LIPI SERPONG SITI ZULAEHAH H1E011012 Universitas Jenderal Soedirman Pembimbing Dr. –Eng Mukhtar Effendi NIP. 19760515 200212 1 002 Pembimbing Teknis Dr. Agus Sukarto Wismogroho, M.Eng NIP.197808211997021001
2
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED OUTLINE PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN PENUTUPAN
3
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Latar Belakang Barium Heksaferit (BaFe 12 O 19 ) sebagai bahan magnetik. Hard magnetik Jenis magnet anisotrop temperatur Currie yang tinggi koersifitas tinggi Tahan korosi dan bahan kimia yang stabil Bahan ferromagnetik Beberapa metode yang digunakan untuk pembuatan barium heksaferit adalah Kombinasi proses sol-gel, mechanical alloying, co-precipitation, dan micro- emulsion untuk mendapatkan butiran struktur partikel barium heksaferit dengan struktur yang sangat halus (Molaei,2012). Sifat-sifat kemagnetan dari ferrite sangat tergantung pada mikrostrukturnya, seperti misalnya ukuran butir (grain size) dan distribusi grain size. Dalam pembuatan BaO6Fe2O3 (ferrite) ditambahkan bahan aditif yang berfungsi memperbaiki mikrostruktur yaitu mencegah pertumbuhan butir dan sebagai filler ( Haryadi, 2007).
4
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED ukuran kristal butir grain kecil yang membentuk single domain mechanical ball milling. Ukuran kristal yang kecil mendekati sigle domain dapat meningkatkan kuat magnetik Proses kristalisasi bahan barium heksaferit dapat terjadi pada temperatur rendah pengaruh temperatur dan lama sintering sangat berpengaruh pada pertumbuhan kristalit bahan, dengan suhu sinter yang lebih rendah diharapkan dapat memperthankan pertumbuhan struktur kristalit bahan yang kecil. Perubahan struktur mikro dari bahan barium heksaferit tentunya akan berpengaruh pada sifat fisis magnetiknya ditinjau pengaruh waktu mechanical milling terhadap penurunan suhu sintering dan sifat fisis magnet barium heksaferit ( densitas magnet ) terhadap keluaran kuat medan magnet yang diperoleh.
5
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Perumusan masalah 1.Bagaimana pengaruh waktu milling terhadap suhu sinter dalam Pembuatan magnet Barium Heksaferit 2.Bagaimana sifat fisis magnet (densitas magnet) terhadap keluaran pengukuran besar fluks magnet. Tujuan Penelitian 1.Pembuatan magnet Barium Heksaferit dengan mengetahui pengaruh waktu milling terhadap suhu sinter. 2.Mengetahui sifat fisis magnet (densitas magnet) terhadap keluaran pengukuran besar fluks magnet. Batasan penelitian Pada penelitian yang dilakukan ini digunakan bahan barium heksaferit murni. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah suhu sintering yang akan digunakan adalah 1200oC dan suhu sintering 1280 oC dengan waktu penahan selama 1 jam, serta komposisi perbandingan BPR adalah 1 :3. Sedangkan sebagai variable adalah lama milling 0, 2, 4, dan 8 jam. Karakterisasi yang dilakukan setelah proses sintering adalahmeliputi pengukuran susut bakar, densitas magnetik bahan dilanjutkan dengan proses magnetisasi dan pengukuran kekuatan magnit.
6
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 1. Barium Heksaferit (BaOFe 12 O 19 ) 2. Mechanical Ball Milling memiliki sifat kemagnetan dengan tingkat kestabilan tinggi terhadap pengaruh medan magnet luar pada suhu di atas 300 o C (Moulson A.J, et all., 1985) Mechanical Ball milling adalah alat yang digunakan untuk memperkecil butiran dan pencampuran serbuk material bahan. Prinsip kerja dari ball milling adalah menghancurkan material bahan material akibat terjadinya tumbukan dan gesekan antara bola-bola penggiling dengan material bahan 3. Domain 4. Sintering 5. Dilatometer Domain adalah daerah-daerah mikroskopik magnetik tempat atom-atom tersusun atau terkelompokkan. Dilatometer atau DIL merupakan alat untuk mengukur perubahan ukuran material Proses sintering adalah proses pemadatan atau densifikasi dari sekumpulan serbuk yang telah dikompaksi pada suhu tinggi mendekati titik leburnya
7
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 6. Klasifikasi bahan magnetik
8
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 1 bulan ( tanggal 29 Januari 2014 sampai dengan 28 Februari 2014 ) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Fisika (P2F-LIPI) Kompleks Kawasan Puspitek Serpong Tangerang Selatan Banten. 2. Alat dan Bahan penelitian Bahan penelitian 1.Serbuk barium heksaferit murni (BaO.6Fe 2 O 3 ) 2.Air (H 2 O) berfungsi sebagai medium pencampur larutan 3.Pencuci jar (serbuk zeolit)
9
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Alat penelitian 1.Neraca digital 2.Shaker Mill PPF-UG, sebagai mesin penggiling serbuk 3.Spatula 4.Bola-bola steel dan ayakan bola 5.Gelas ukur 6.Oven atau furnish, untuk mengeringkan serbuk yang telah di milling. 7.Cawan mortar, untuk menghaluskan bahan setelah di oven. 8.Jangka sorong digital dan manual 9.Dillatometer TA. 700 produk Harrop Industries. Inc. 10.Hydraulic press sebagai kompaksi serbuk. 11.Plastik sample dan label 12.Timbangan & Density measurement, sebagai alat uji densitas 13.Tungku furnish 14.Alat magnetisasi (Impulse Magnetizer K-series) 15.Alat ukur fluks magnet (Gausssmeter)
10
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Diagram pembuatan magnet barium Heksaferit
11
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 1. Karakteristik sintering barium heksaferit
12
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 2. Efek penahanan pada sintering barium heksaferit
13
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 3. Perubahan densitas magnet
14
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED 4. Hubungan fluks magnet terhadap waktu milling
15
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1.Semakin lama waktu milling, suhu sintering dari barium heksaferit akan semakin menurun. Besar penurunan suhu sintering dengan variasi lama waktu milling 0, 2, 4, dan 8 jam adalah sekitar 63 o C. 2.Lama waktu milling memberikan pengaruh terhadap kekuatan magnet permanennya (remanensi) serta pengaruh lama waktu milling tidak menunjukkan perubahan densitas secara signifikan. 3.Kuat magnet tertinggi diperoleh pada lama milling 4 jam. Waktu milling lebih dari itu menunjukkan adanya kecenderungan untuk penurunan, pada kondisi tersebut diperoleh densitas = 5.009 (g/ cm 3 ) dengan suhu sintering 1280 C dan kuat magnet sebesar 778.05 gauss untuk suhu sinter 1200 C. 4.Dari hasil sampel magnet diperoleh kekuatan magnet sekitar 700 Gauss. Kesimpulan
16
Jurusan MIPA Program Studi Fisika UNSOED Saran 1.Kerja praktik selanjutnya bisa ditinjau mengenai sifat magnetik barium heksaferit terkait karakterisasi seperti uji SEM dan XRD 2.Kajian Barium heksaferit didoping menggunakan bahan aditif untuk mendapatkan kuat magnet yang lebih besar.
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com. Inc.
All rights reserved.