Presentation is loading. Please wait.

Presentation is loading. Please wait.

o PENDAHULUAN o APLIKASI o POROSITAS SEKUNDER o GAMMA RAY o QUESTIONS.

Similar presentations


Presentation on theme: "o PENDAHULUAN o APLIKASI o POROSITAS SEKUNDER o GAMMA RAY o QUESTIONS."— Presentation transcript:

1

2 o PENDAHULUAN o APLIKASI o POROSITAS SEKUNDER o GAMMA RAY o QUESTIONS

3  Pada dasarnya terdapat tiga jenis log porositas lo yang biasa digunakan untuk mengevaluasi batuan reservoir, yaitu: log akustik, neutron dan density.  Semua log porositas tersebut bersifat responsif terhadap porositas, dimana faktor pembentukan lainnya juga mempengaruhi hasil pengukuran, dengan masing-masing parameter logging ini menghasilkan respon yang berbeda terhadap efek dari matriks batuan (litologi) serta jenis dan jumlah fluida (air, minyak, gas) di ruang pori.

4 Gambar 15.1. Nilai variasi dari instrumen respon porositas

5  Gambar 15.1 merupakan sebuah grafik yang menunjukan variasi parameter log akustik, densitas dan neutron yang sering digunakan untuk menentukan porositas sebagai fungsi litologi. Semua data referensi yang disajikan disesuaikan dengan sifat matriks batu kapur  (Δt ma = 47.5 µsec/ft, Ø NFU = 0, ρ ma = 2.71 gm/c).

6 Gambar 15.2 menunjukkan tiga kemungkinan overlay log porositas yang didominasi batuan serpih, porositas rendah dan agak ketat termasuk pada bagian dalam juga, yang terletak di Colorado. Water Bearin g Gas Bearing Sand Saliness

7  Interval gas-bearing ditunjukkan oleh separasi antara kurva akustik dan neutron. Pada bagian interval water- bearing, kedua kurva porositas tersebut saling berhimpit. Hal ini diketahui berdasarkan teori bahwa nilai porositas dari log neutron yang hampir identik dengan log akustik pada batuan pasir yang mengandung shale.  Nilai log densitas dan neutron dipengaruhi juga oleh keberadaan shale. Shale, pada keadaan tertentu, dapat mengaburkan efek gas pada perbandingan tersebut. Hal ini dapat dilihat dimana kurva log density- neutron terlihat agak rendah, sementara pada zona lain yang tidak terdapat shale, kurva log yang ada terlihat lebih stabil

8  Porositas sekunder adalah porositas lanjutan atau terpisah dari sistem porositas di dalam bebatuan, umumnya mampu meningkatkan porositas total bebatuan. Porositas ini dapat dihasilkan dari pelapukan kimiawi atau rekahan. Porositas sekunder dapat menggantikan porositas primer sepenuhnya atau mendampingi porositas primer. Biasanya porositas sekunder terjadi setelah proses pengendapan batuan sedimennya  Pada kehadiran porositas sekunder pada lubang patahan, log akustik dengan sendirinya akan memberikan perkiraan porositas reservoir yang bernilai rendah.

9  Fitur yang menarik adalah karakteristik respon yang dikenal sebagai karakteristik respon log neutron termal dan epitermal, seperti contohnya neutron terkompensasi vs log density. Diproses pada sumur yang sama, kedua log di-overlay pada zona kapur, tapi menunjukkan separasi di bagian dolomit dengan neutron terkompensasi yang terbaca lebih tinggi dari log neutron sidewall.  Kehadiran mineral berat, seperti mika radioaktif, dapat ditemukan secara kualitatif dengan perbandingan log porositas. Gambar 15.3 menunjukkan contoh tipe bidang dari daerah Laut Utara

10

11  Salah satu indikator litologi paling sering digunakan adalah log Gamma Ray. Biasanya litologi yang diidentifikasi menggunakan log GR merupakan litologi yang relatif bersih, seperti batu serpih dan batu pasir, dimana keberadaan batupasir menunjukkan respon radioaktif yang sangat tinggi dari Log Gamma Ray karena adanya kehadiran mineral radioaktif, seperti feldspar, mika, dll, yang mengandung kandungan potasium relatif tinggi.  Pada gambar 15.3, batupasir radioaktif di wilayah Laut Utara yang berisi sejumlah besar mika atau muskovit yang meningkat sesuai dengan kedalaman. Mika radioaktif mampu meningkatkan defleksi (pembelokan) sinar gamma suatu wilayah.  Muskovit menunjukkan kepadatan matriks (> 3,1 gm/cc) yang melebihi kepadatan matriks dari kuarsa (2,65 gm/cc). Hal ini mempengaruhi pengukuran bulk density seperti yag ditunjukkan pada Gambar 15.3.

12

13

14 1) Dalam urutan pasir-serpih metode yang paling umum untuk identifikasi cepat dari pasir gas-bearing adalah untuk melihat a) kepadatan vs porositas neutron b) kerapatan vs porositas akustik c) neutron vs porositas akustik d) tidak ada di atas Alasan : Interval gas-bearing ditunjukkan oleh separasi antara kurva akustik dan neutron. Pada bagian interval water- bearing, kedua kurva porositas tersebut saling berhimpit 2). Dalam formasi batu kapur, yang berisi gypsum, porositas batu kapur jelas seperti yang terlihat olehdensity dan neutron log akan a) Log rendah b) sama c) terlalu tinggi d) informasi tidak cukup

15 3). Yang porositas metode perbandingan (s) yang paling berlaku untuk mendeteksi gas dalam sangat shaly batu pasir dipadatkan? a) kepadatan vs porositas neutron b) kerapatan vs porositas akustik c) neutron vs porositas akustik d) tidak ada di atas Alasan : Nilai log densitas dan neutron dipengaruhi juga oleh keberadaan shale. Shale, pada keadaan tertentu, dapat mengaburkan efek gas pada perbandingan tersebut. Hal ini dapat dilihat dimana kurva log density-neutron terlihat agak rendah, sementara pada zona lain yang tidak terdapat shale, kurva log yang ada terlihat lebih stabil

16 4) Kehadiran mika mudah dideteksi dengan membandingkan __ Dan __ respon porositas. a) neutron, densitas b) neutron, akustik c) densitas, akustik d) informasi tidak cukup Alasan: penambahan mica konten terlihat dari tinginya respon gamma ray (>K) dan penambahan respon bulk densitas) 5) Jika anhidrit hadir dalam formasi batu kapur, yang jelas kepadatan kapur porositas akan a) terlalu rendah b) terlalu tinggi c) sama d) informasi tidak cukup


Download ppt "o PENDAHULUAN o APLIKASI o POROSITAS SEKUNDER o GAMMA RAY o QUESTIONS."

Similar presentations


Ads by Google