Download presentation
1
Material for Civil Engineering
aggregates hra
2
Batuan dalam bagian ini didefinisikan sebagai bahan alam yang digunakan untuk bangunan teknik sipil. Karena manfaatnya sangat utama dalam industri konstruksi teknik sipil, pengetahuan mengenai sifat dasar, sifat teknis, karakteristiknya sangat perlu diketahui dan dipelajari. Sebagai bahan alam, batuan mempunyai sifat bawaan yang apabila digunakan perlu diselidiki terlebih dahulu tingkat kesesuainnya dengan jenis pemanfaatannya. Pada sesi ini dijelaskan jenis dan sifat bahan dasar, serta komposisi utama pembentuk batuan. Pengetahuan mengenai komponen utama yang akan menjadi dasar dalam perencanaan dan perancangan dalam kaitaanya dengan batuan perlu dipelajari, sifat tersebut antara lain adalah proses pembentukan, dan karakteristik butiran termasuk diantaranya adalah distribusi agregat dan kaitannya dengan diameter. hra
3
Definition Materials (for construction)
Inert material which, when bound together into a conglomerated mass by a matrix, form: -concrete, -mastic mortar, -plaster. An aggregation of sand, gravel, crushed stone, slag or other material composition used in combination with a binding medium to form: -bituminous and Portland cement, -concrete, -macadam, -mastic, -mortar cement, -plaster, or alone as: -railroad ballast, -filter beds, and -various manufacturing processes such as fluxing Batuan (aggregates) adalah bahan alam yang sangat berperan dalam pembangunan infrastruktur dan bangunan teknik sipil pada umumnya. Batuan tidak dapat dilepaskan dari pembangunan konstruksi jalan, konstruksi lapangan terbang maupun konstruksi pelabuhan laut untuk berbagai fasilitas dan infrastruktur utama dan penunjangnya. Fungsinya dapat dikategorikan kedalam dua fungsi yaitu sebagai batuan itu sendiri, dan sebagai bagian dari suatu bahan campuran. Pada contoh pertama berbagai konstruksi teknik sipil membutuhkan batuan sebagai bahan pondasi bangunan rumah, dinding turap, yang dibentuk oleh bahan utamanya batu dalam ukuran besar. Batuan dapat merupakan bagian dari suatu campuran bahan, seperti yang digunakan dalam pembuatan konstruksi beton untuk bangunan atau pembuatan konstruksi jalan sebagai lapis perkerasan dengan bahan pengikat aspal. hra
4
Manufactured Aggregate
Natural Aggregate Classification Manufactured Aggregate hra
5
Natural Aggregates Taken from natural deposits without change in their nature during production, with the exception of crushing, sizing, grading or washing Includes: pumice, shells, iron ore, lime rock hra
6
Manufactured Aggregates
Aggregates produced as a direct product, rather than as a by-product of a manufacturing process Includes: Blast furnace slag Clay Shale; Light weight aggregates Manufacture aggregate adalah batuan yang dibuat oleh manusia. Diantaranya adalah yang sangat banyak dipergunakan air-cooled blast-furnace slag. Bahan ini banyak dipergunakan dalam pekerjaan pembuatan perkerasan jalan. Dalam buku ASTM pada butir ASTM C125 (concrete and Concrete Aggregate) dinyatakan bahwa bahan ini dihasilkan dari proses solidifikasi bahan slag pada kondisi tekanan atmosfir. Blast furnace didefinisikan sebagai produk non metalik terdiri dari bahan ini silikat dan aluminosilikat dari kalsium dan bahan inti lain. hra
7
Synthetic – Artificial Aggregates
By-product of an industrial process Product of process developed to manufactured aggregate with special properties Reclaimed or waste construction materials hra
8
Classification based on Size
FINE Aggregate passing 9.5mm (3/8”) sieve, passing sieve no 4 (4.75mm) and predominantly retained on 75u (no 200) sieve Aggregate passing no 4 and retained on the no 200 (75um) sieve COARSE Aggregate predominantly retained on the no 4 sieve (for Portland Cement Concrete) The no 8 or no 10 sieve (for bituminous concrete) hra
9
Composition & Structures
Natural Aggregates Consist of naturally occurring material of mineral composition Derived from rocks with single mineral or several different mineral hra
10
IGNEOUS ROCK NATURAL AGGREGATES SEDIMENTARY ROCK METAMORPHIC ROCK hra
11
Composition & Structures
IGNEOUS ROCK COOL MELTING FORMED (ABOVE OR BELOW THE EARTH’S SURFACE) CONSISTS OF CRYSTAL OR MINERALS IN A CRYSTALLINE (OR GLOSSY) MATRIX SIZE IS A FUNCTION OF COOLING RATE hra
12
Composition & Structures
SEDIMENTARY ROCK FORMED BY THE CONSOLIDATION OF DEPOSITS, - WEATHERING PRODUCTS AND EROSION OF ROCKS (EARTH SURFACE) LESS MECHANICAL COMPACTIONS hra
13
Composition & Structures
METAMORPHIC ROCK FORMED BY THE APPLICATION OF INTENSE HEAT AND PRESSURE TO SEDIMENTARY ROCKS LESS POROUS, STRONG MATRIX (RECRYSTALLIZATION) STRONGED AND LESS ANISOTROPIC COMPACTED TO SEDIMENTARY ROCKS hra
14
ROCKS TYPE Specific Gravity POROSITY (% - vol) IGNEOUS Basalt Granite
2.6 – 3.0 50 – 200 100 – 250 SEDIMENTARY Shale Limestone Sandstone 2.0 – 2.7 2.3 – 2.8 2.2 – 2.7 10 – 100 35 – 250 20 – 175 METAMORPHIC State Marble Quartzite 2.6 – 2.9 2.6 – 2.8 2.6 – 2.7 100 – 200 hra
15
Principles and Procedures
The use and process: QUALITY : high (estimate) COST : low (estimate) The procedures: Excavation Transportation Washing Crushing Sizing hra
16
procedures Excavator: digging
Processing plant Site Excavator: digging Removal of organic material (silt; clay; leaves; mud) Method: blasting; dragging; pumping Transportation (truck, rail, conveyor belt) Washing : before and/or after hra
17
Sizing and screening Sizing: by crusher Proper and desirable size
Crusher type: size of designed aggregate Sieve : vibratory screen Set of sieves with designated diameter hra
18
sieve D d d hra
19
Sieve analysis X gram Retained = coarser X’ gram coarser X” gram finer
h D (X- z) gram hra
20
Grain distribution % by weight finer Diameter, log, mm hra 100 80 60
40 20 10 1 0.1 0.01 0.0.01 Diameter, log, mm hra
21
End of session hra
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com. Inc.
All rights reserved.