1. Menghibur agar bersabar Abu Hurairah ra, Rasul saw: مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah dia diberikan musibah dari-Nya (HR.Muwattha) Ummu Salamah ra, Rasul saw: إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَرِيضَ فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ (HR.Nasai) Abu Said al-Khudri ra, Rasul saw: إِذَا دَخَلْتُمْ عَلَى الْمَرِيضِ فَنَفِّسُوا لَهُ فِي أَجَلِهِ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا يَرُدُّ شَيْئًا وَيُطَيِّبُ نَفْسَهُ (HR.Thurmudzi)

2. Anas bin Malik ra, Rasul saw: لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي (HR.Bukhari) Abu Hurairah ra, Rasul saw: وَلَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ (HR.Bukahari) Tidak Boleh Putus Asa قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya (Qs.Yusuf, 86) Mengadukan Kesulitan Ibnu Mas’ud ra, Rasul saw : الَشُّكْرُ قَبْلَ الشَّكْوَى فَلَيْسَ بِشَاكٍ Bersyukur sebelum mengeluh bukanlah keluhan

3. Atha bin Yasar ra, Rasul saw: Bila ada seorang Muslim yang sakit dan dia bersabar dengan tetap memuji Allah swt, niscaya Allah swt katakan kepadanya: لِعَبْدِي عَلَيَّ إِنْ تَوَفَّيْتُهُ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَإِنْ أَنَا شَفَيْتُهُ أَنْ أُبْدِلَ لَهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ وَأَنْ أُكَفِّرَ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ (HR.Muwattha)

4. Ibnu Abbas ra: عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجَمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ (HR.Bukhari) Abu Hurairah ra, Rasul saw: فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَّامَ (HR.Bukhari) Abu Said ra: أ نَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ فَبَرَأَ (HR.Bukhari) Abu Hurairah ra, Rasul saw: مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً (HR.Bukhari) Anjuran Untuk Berobat

5. Obat dan Do’a Do’a Obat Berobat Tidak Mengandung unsur yang Haram / najis Harus dengan orang Muslim dan tidak mengandung kemusrikan Aisyah ra, Rasul saw: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الرُّقْيَةِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا وَرِيقَةُ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا (HR.Bukhari)

6. Berobat: Syafiiyyah: Disunnahkan bagi mereka yang sakit untuk berobat, berdasarkan riwayat-riwayat yang mengatakan (Sungguh Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali diturunkan juga obatnya selain yang Haram. (HR.Thurmudzi) Ibnu Mas’ud ra, Rasul saw bersabda: (Sungguh Allah swt tidak menurunkan penyakit kecuali diturunkan juga obatnya, ada yang mengetahui dan ada yang tidak mengetahui, maka hendaklah kalian minum susu sapi.. Imam Nawawi mengatakan: Bila seseorang tidak berobat dengan pasrah kepada Allah swt maka itu adalah sebuah keistimewaan. Hanabilah: Tidak berobat lebih utama karena yang demikian itu lebih bertawakkal kepada Allah swt, dan tidak wajib berobat walau kemungkinan besar manfaatnya tapi tidak mengapa untuk berobat, dan siapa yang berobat tidak menghilangkan rasa tawakkalnya kepada Allah swt.