Download presentation
1
ASAS KESALAHAN (CULPABILITAS)
Sebagai masalah dasar muncul asas yg mendasar (fundamental) “tiada pidana tanpa kesalahan”, atau dikenal dgn. istilah lain : Asas kesalahan (asas culpabilitas); Nulla poena sine culpa; Asas mens rea “actus non facit reum nisi mens sits rea” “an act does not make a person guilty unless his mind is guilty”; No punishment without guilt (fault); Geen straf zonder schuld; Keine strafe ohne schuld; AVAS (afwezigheids van alle schuld); Asas TAKSI (tidak ada kesalahan sama sekali); Asas TANPASILA (tanpa sifat tercela).
2
PENYIMPANGAN ASAS KESALAHAN
Strict liability (p.j. yang ketat) : “liability without fault”; Vicarious liability (p.j. pengganti): “the legal responsibility of one person for the wrongful acts of another”;
3
PENGERTIAN KESALAHAN Dlm arti luas : sama dg “pertang-gungjawaban dalam HP” dapat dicelanya (“pencelaan”) si pembuat atas perbuatannya; Dlm arti juridis (bentuk-bentuk kesalahan) : Kesengajaan; Kealpaan; Dlm arti sempit : kealpaan (culpa)
4
UNSUR KESALAHAN KBJ (kemampuan bertanggung jawab); keadaan jiwa yang normal; Hubungan batin (subjektif) dg perbuat-annya, berupa : dolus atau culpa; Tidak ada alasan pemaaf.
5
Teori Kesengajaan Teori Kehendak (wilstheorie)
Kehendak untuk mewujudkan unsur-unsur delik dalam rumusan UU Teori pengetahuan atau membayangkan (voorstellings theorie) Membayangkan akan timbulnya akibat perbuatan. Menitikberatkan pada apa yang diketahui atau dibayangkan oleh pembuat atas rencana perbuatan Teori Apa boleh Buat (op de koop toenemen theorie) Akibat tidak dikehendaki, apabila terjadi perbuatan yang tidak dikehendaki maka harus diterima sebagai risiko
6
KESENGAJAAN Corak Kesengajaan DOLUS DIREKTUS SADAR KEPASTIAN
Perbuatan bertujuan menimbulkan akibat yang dilarang SADAR KEPASTIAN Ada akibat yang dituju (Tujuan Utama/Pertama) dan akibat yang tidak diinginkan tetapi merupakan suatu keharusan untuk mencapai akibat yang dituju (Delik Tersendiri atau tdk) DOLUS EVENTUALIS Keadaaan tertentu yang semula mungkin terjadi kemudian benar-benar terjadi
7
A B
8
B A C D
9
Kekeliruan/Kesesatan
Kesesatan menyangkut Peristiwa (error facti) Ayah memukul anak yang dikira anaknya Dapat menghapuskan PIDANA (error fakti non nocet) Kesesatan mengenai hukumnya (error iuris) Berlaku FIKSI HUKUM (org diangap mengetahui UU) Tidak menghapuskan PIDANA (error iuris nocet) Kekeliruan mengenai Objek/Orang Objek : Pasal 338 (A-B mati C) Orang : Pasal 104 (presiden) - Pasal 338 KUHP (mirip presiden) Aberratio ictus: Tindakan yang tidak mengenai sasaran yang dimaksud. Delik Putatif: Mengira melakukan perbuatan yang dilarang dan dapat dipidana (Kesesatan Terhadap Hukumnya) – tidak berlaku bagi RECHTERLIJKE DWALING
10
KEALPAAN Kealpaan merupakan bentuk kesalahan yang lebih ringan dari pada kesengajaan, akan tetapi bukannya kengajan yang ringan (SEMBRONO, teledor, Kurang Hati-Hati, Kurang penduga-duga) Pemidanaan terhadap Kealpan haruslah ada CULPA LATA (kurang hati-hati yang cukup besar) bukan CULPA LAVIS (Kealpaan yang ringan) Kealpaan yang disadari dan Kealpaan yang tidak disadari PRO PARTE DOLUS PRO PARTE CULPA (diketahui, mengerti, sepatutnya harus diduga, seharusnya menduga) Apakah Kealpaan orang lain dapat meniadakan kealpaan dari TERDAKWA?
11
KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB
Diatur secara negatif dalam Psl. 44 (1) KUHP; “Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya, karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu jiwanya karena penyakit, tidak dipidana” TIDAK mampu bertanggung jawab, apabila : jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit,
12
PENETAPAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB
PENDEKATAN Diskriptif Normatif Penentuan keadaan jiwa si pembuat yang menetapkan adalah Psikiater Adanya hubungan kausal antara keadaan jiwa si pembuat dengan perbuatannya, HAKIM
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com. Inc.
All rights reserved.